Modul Berdiferensiasi
Pengelompokan (Klasifikasi)
Keanekaragaman Hayati
A. Informasi Umum
Nama
Penyusun : Marsiyono, S.Pd.
Institusi : SMA Negeri 1 Kemusu
Tahun : 2022
Jenjang
Sekolah : SMA
Kelas : X
Alokasi
Waktu : 6 JP
Kompetensi
Awal : Kompetensi yang harus dimiliki
sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik mengenal macam-macam makhluk
hidup dari issue global terkait ancaman kepunahan melalui sumber berita
Profil Pelajar Pancasila
a. Kreatif (memiliki keluwesan berpikir dalam
mencari alternatif solusi permasalahan)
Bereksperimen dengan berbagai pilihan
secara kreatif untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan perubahan situasi.
b. Bergotong royong
(kolaborasi) : kerjasama
c. Mandiri
(Regulasi Diri)
: Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri
d. Bernalar Kritis (memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan) : mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan
mengolah informasi dan gagasan
Persiapan Pembelajaran
a. Materi
Ajar (terlampir), mencetaknya untuk dipergunakan saat pembelajaran.
b. Rubrik
penilaian (terlampir)
Metode/Model Pembelajaran yang digunakan
a. Pendekatan
pembelajaran : lingkungan
b. Model
Pembelajaran :
Discovery Learning
c. Metode
: Ceramah interaktif dan Diskusi
B.
Komponen Inti
1.
Tujuan Pembelajaran bagi Peserta Didik (peserta
didik)
Peserta didik mampu menyajikan
pengelompokan Keanekaragaman Hayati (KH) dalam bentuk media yang dipilih berdasarkan
klasifikasi dua kingdom (Animalia dan Plantae) melalui presentasi kelas.
2. Pengetahuan Prasyarat
Pengetahuan prasyarat pertama yang perlu dikuasai peserta didik
adalah pemahaman mengenai berbagai jenis keanekaragaman hayati (KH) dari
tingkat gen, jenis, hingga ekosistem. Pengetahuan prasyarat kedua yang
perlu dikuasi peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran adalah mengenai
penguasaan dasar klasifikasi. Tahapan klasifikasi mahluk hidup itu ada tiga,
yaitu 1) Melakukan identifikasi mahluk hidup; 2) Melakukan pengelompokan mahluk
hidup; dan 3) Melakukan pemberian nama mahluk hidup tersebut.
Melakukan klasifikasi makhluk hidup bisa
dilakukan dengan mengamati morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, serta
tingkah laku organisme tersebut. Pengamatan mengenai Kromosom sulit untuk diamati,
karena memerlukan alat dan proses khusus agar kromosom bisa terlihat. Oleh
sebab itu, pandu peserta didik untuk mengidentifikasi morfologi serta tingkah
lakunya saja dahulu sebagai tahap awal melakukan klasifikasi ini. Gunakan alat
pembanding seperti gambar, spesimen (awetan hewan ataupun tumbuhan), kunci
identifikasi (ini untuk hewan ataupun tumbuhan yang sudah diketahui namanya).
Kunci identifikasi sendiri sering juga disebut sebagai kunci determinasi.
Beberapa website yang bisa diakses untuk beberapa kunci determinasi yang siap digunakan
sebagai berikut,
http://fmipa.unj.ac.id/biologi/elearning/kunci-determinasi-paku/
https://gurusekolah.co.id/kunci-determinasi-lengkap-pengertian-dan-contoh-kunci-determinasi/
Atau
bisa membuat kunci determinasi sendiri, dengan langkah-lagkah sebagai berikut:
a.
Kunci
harus dikotom (berlawanan), sehingga satu bagian dapat diterima, sedangkan yang
lain ditolak
b.
Ciri
yang dimasukkan mudah diamati
c.
Deskripsi
karakter dengan istilah umum sehingga dapat dimengerti orang
d.
Menggunakan
kalimat sesingkat mungkin
e.
Setiap
kuplet diberi nomor
f.
Kata
pertama dari setiap pernyataan dalam satu kuplet harus identic
Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/kunci-determinasi/ dan
https://www.materikelasipa.net/2018/09/cara-membuat-kunci-determinasi-beserta.html
3. Pemahaman bermakna
Keanekaragaman Hayati ini perlu untuk
disampaikan kepada peserta didik karena beberapa alasan. Pertama, menumbuhkan
kesadaran akan keberadaan berbagai jenis mahluk hidup yang mendukung daya hidup
manusia. Tanpa keberadaan organisme di sekitar, maka manusia akan mengalami
kesulitan dalam melangsungkan kehidupannya dengan layak. Kedua, memiliki
manfaat ekologis agar peserta didik paham bahwa keberadaan setiap makhluk hidup
memiliki peran tersendiri dalam mempertahankan lingkungan di sekitarnya,
sehingga jika ada ketidak seimbangan populasi organisme tertentu, akan lebih
cepat memberikan solusi untuk mengatasinya. Ketiga melestarikan sumber
daya air, udara dan tanah yang merupakan pondasi utama keberlangsungan hidup
manusia. Tumbuhan dan hewan yang hidup berinteraksi satu sama lain saling
memberikan manfaat satu sama lain, jika keberadaannya dipelihara, maka air,
udara, dan tanah akan lestari untuk sama-sama dipergunakan.
4.
Kegiatan
pembelajaran
Pertemuan Ke-2 (6 JP x 45 menit)
Tujuan :
Peserta
didik mampu menyajikan pengelompokan Keanekaragaman Hayati (KH) dalam bentuk
media yang dipilih berdasarkan klasifikasi alami
a.
Persiapan
Pembelajaran
· Persiapan dasar:
·
Buku
tulis untuk mencatat dan alat tulis (pulpen, pensil, penggaris, penghapus);
·
Buku
Paket penerbit mana saja yang berisi materi keanekaragaman hayati Indonesia
·
Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) terlampir
· Persiapan tambahan (tidak
diwajibkan): laptop atau PC, printer dengan hasil berwarna, dan kertas film.
b.
Kegiatan
Pembelajaran
1.
Pembukaan
(15 menit)
a.
Guru membuka kelas dengan salam, memeriksa kehadiran peserta
didik, dan mengingatkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan (prokes) selama
proses pembelajaran tatap muka (PTM).
b.
Peserta didik melakukan pre-test
c.
Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik, kemudian mempersilahkan Peserta
didik menyebutkan kembali minimal 5 hewan dan 5 tumbuhan khas daerah
masing-masing, hasil dari proses KBM pertemuan sebelumnya.
d.
Guru membagikan LKPD yang akan digunakan dalam
pembelajaran
e.
Guru memberikan motivasi dengan menanyakan “Pernahkah Anda menanyakan
alasan Ibunda memisahkan penyimpanan pakaian kerja/bagus dengan pakaian
sehari-hari? ”
Melatih Peserta didik membuat pohon dan kunci
dikotomi untuk klasifikasi menggunakan hasil identifikasi Keanekaragaman Hayati
khas daerah masing-masing saat pertemuan ke-2.
2.
Kegiatan
inti (150 menit)
a. Pemberian stimulus
· Guru menampilkan/menunjukkan tanaman
rumput dan tanaman cabai secara utuh (dari akar hingga daun) untuk kelas tatap
muka (menggunakan produk hasil pengamatan dari pertemuan kedua)
https://images.app.goo.gl/Wy5TZSe9rXK44eS38 |
https://images.app.goo.gl/RRDKyqAc5z3ZgfHy9 |
· Kemudian menanyakan kepada peserta
didik, “Setujukah anda jika saya mengatakan bahwa kedua tanaman ini sama-sama
berada pada kelompok tanaman rumput-rumputan? Dan Jika keduanya punah dari muka
Bumi, maka tidak ada dampak apapun bagi manusia”
· Mengakomodasi jawaban Peserta didik
dengan tidak membenarkan atau menyalahkan jawaban apapun yang dikemukakan.
·
Guru menyiapkan materi yang dapat didengar (rekaman) oleh siswa
melalui media MP3 (auditori) melalui link
https://drive.google.com/file/d/1Yl8eYcCoOPt71OMUvjTB4XfBIgAxq0yN/view?usp=sharing , guru juga menyiapkan materi pengelompokan
keanekaragaman hayati yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan
menayangkan/mengirimkan video (visual) melalui link
https://drive.google.com/file/d/1DgZLQ1C9xAmmoBKXTiNeOXbHPTUhS228/view?usp=sharing dan menggunakan lingkungan
sekitar sekolah untuk observasi pengelompokan keanekaragaman hayati dalam
kehidupan sehari hari (kinestetik). (Diferensiasi Konten)
· Kegiatan pembelajaran akan disajikan
dalam LK Peserta didik.
b. Identifikasi masalah
· Peserta didik mengamati
masing-masing media tentang pengelompokan keanekaragaman hayati yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan guru bertanya jawab tentang isi dari media yang
telah ditayangkan atau di perdengarkan.
(Diferensiasi Proses)
· Berdasarkan hasil identifikasi
jenis-jenis keanekaragaman hayati Indonesia di daerah peserta didik
masing-masing persilahkan peserta didik untuk memilih 2 hewan dan 2 tumbuhan.
· Mengarahkan peserta didik untuk
menanggapi pernyataan dalam LKPD.
· Jawaban setuju ataupun tidak setuju
yang dikemukakan peserta didik, harus disertakan alasannya.
· Setelah menuliskan pernyataan dan
alasannya, mengarahkan peserta didik untuk membuktikan bahwa pernyataan dan
alasannya tersebut benar
c. Pengumpulan dan Pengolahan data
(bekerja secara berkelompok)
· Pengelompokkan peserta didik ke
dalam lima kelompok.
· Masing-masing kelompok mengamati
gambar 4 organisme yang telah dipilih dalam LKPD, kemudian hasil pengamatan
dituliskan.
Langkah melatih peserta didik membuat klasifikasi |
· Guru menahan diri untuk tidak
memberikan jawaban langsung apabila ada peserta didik yang bertanya mengenai
fungsi, atau manfaat dari berbagai organisme tersebut secara ekologi. Selalu mengarahkan
untuk mencari sendiri jawaban yang benar.
· Mengarahkan peserta didik untuk
mengamati dulu semua ciri morfologi dan perilaku keempat organisme yang
dipilihnya. Misalnya: berkaki, berjalan dengan empat kaki, berjalan dengan dua
kaki, ditutupi sisik tubuh, ditutupi oleh rambut, ditutupi oleh bulu, dapat
terbang, dapat berenang, bernafas dengan insang, bernafas dengan paru-paru,
dapat memanjat, dll.
· Isi pohon dikotomi yang telah
disediakan dalam LKPD dengan melakukan pertanya Ya dan Tidak, kriteria
di isi sendiri oleh peserta didik berdasarkan pengamatan ciri yang sudah
dilakukannya. Perhatikan pola dan contoh.
Pola:
Contoh:
· Buat kunci dikotominya berdasarkan
pembuatan pohon dikotomi sebagai berikut.
1. apakah mereka memiliki kaki?
Jika
‘ya’ lanjut ke nomor 2
Jika
‘tidak’ lanjut ke nomor 3
2. apakah mereka memiliki…….?
Jika ‘ya’ lanjut ke nomor 4
Jika
‘tidak’ lanjut ke nomor 5
… dst … lakukan hingga ditemukan
organisme yang dimaksud
· Selanjutnya, peserta didik dibimbing
untuk membuat kunci determinasi yang akan dituangkan sebagai bagan determinasi
dalam bentuk media yang dipilih (misal poster).
· Mengingatkan peserta didik untuk
menjawab pertanyaan kedua mengenai “setujukan Anda, Jika organisme yang diamati
tersebut punah dari muka bumi, maka tidak ada dampak apapun bagi manusia?”
d. Pembuktian
· Setelah media selesai, maka kelima media
yang dibuat dipresentasikan. (Diferensiasi Produk)
· Guru memfasilitasi peserta didik
untuk berdiskusi, memberikan tanggapan, sanggahan, dan atau persetujuan atas
diagram dikotomi yang telah disajikan.
· Mengarahkan peserta didik untuk
menggali dalam diskusi mengenai kebenaran manfaat keberadaan organisme yang
diamati oleh setiap kelompok.
Memberikan materi ajar mengenai perbedaan
Dicotyledonae dan Monocotyledonae
pada saat Peserta didik melakukan
konfirmasi diskusi di kelas.
· Perbaiki
konsep-konsep yang kurang tepat dengan memberikan feedback atau tanggapan yang datang dari proses diskusi
kelas.
e. Menarik Kesimpulan
Berdasarkan pembuktian, mengarahkan peserta didik untuk menuliskan jawaban
dan kesimpulan mengenai pernyataan guru di poin stimulus (a) pada LKPD yang
dimiliki, dan memberikan feedback nilai untuk poster yang telah ditampilkan.
Produk sebaiknya dipajang di kelas hingga modul mengenai keanekaragaman hayati
dirampungkan.
3.
Penutup
(15 menit)
a.
Membuat kesimpulan
Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan mengenai manfaat dan cara
pengelompokkan organisme.
b.
Post-test
c.
Penugasan
Guru menyampaikan secara tidak tersirat tujuan Berikan tugas membuat rangkuman materi tersebut
|
d.
Refleksi
Guru bersama-sama dengan peserta didik mengisi refleksi mengenai hal-hal
yang positif dan negatif proses KBM; atau dipahami dan belum dipahami dari
materi; terkait tujuan pembelajaran yang telah dikemukakan di awal
pembelajaran. Format yang bisa digunakan sebagai berikut:
Refleksi untuk
Peserta Didik
No | Pernyataan | Ya | Tidak |
1 | Apakah saya sudah mengerti cara membuat diagram dikotomi |
|
|
2 | Apakah saya sudah paham cara membuat kunci dan bagan |
|
|
3 | Apakah saya sudah paham perbedaan klasifikasi sistem |
|
|
4 | Apakah saya sudah paham manfaat organisme bagi kehidupan |
|
|
Refleksi untuk
Guru
No | Pernyataan | Ya | Tidak |
1 | Apakah 90% peserta didik sudah mengerti cara membuat |
|
|
2 | Apakah 90% peserta didik sudah paham cara membuat kunci |
|
|
3 | Apakah 90% peserta didik sudah paham perbedaan |
|
|
4 | Apakah 90% peserta didik sudah paham manfaat organisme |
|
|
5 | Apakah seluruh peserta didik nampak mengikuti |
|
|
Guru membuat simpulan hasil refleksi
di pertemuan ke-1 ini untuk menentukan apakah akan lanjut ke pertemuan ke-2
atau perlu ada pengulangan pembelajaran:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
A. Perangkat Asesmen
1. Asesmen Formatif
Perhatikan gambar dua hewan di bawah ini.
https://images.app.goo.gl/uYyFjmKv9aF28Vpi8
|
https://images.app.goo.gl/pwqZWGPWgbL618VF8 |
https://images.app.goo.gl/dznK5uZeH7uU97ns6
|
https://images.app.goo.gl/6xgujHQeZsDnQvjr8 |
Buatlah
kunci dan diagram determinasi kedua hewan tersebut berdasarkan kunci dikotom
yang dapat anda perhatikan berikut ini.
1 | a. | Bertulang belakang | lanjut ke nomor 2 |
b. | Tidak bertulang belakang | Echinodermata | |
2 | a. | Melahirkan | lanjut ke nomor 4 |
b. | Bertelur | lanjut ke nomor 3 | |
3 | a. | Ditutupi sisik | Reptil |
b. | Tidak ditutupi sisik | lanjut ke nomor 4 | |
4 | a. | Ditutupi rambut | lanjut ke nomor 5 |
b. | Ditutupi Bulu | lanjut ke nomor 6 | |
5 | a. | Memiliki kelenjar mamae | Mamalia |
b. | Tidak memiliki kelenjar mamae | lanjut ke nomor 6 | |
6 | a. | Bergerak dengan sayap | Aves |
b. | Bergerak dengan sirip | Pisces |
Diagram |
Bertulang Belakang |
a. Menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
b. Kalimatnya singkat dan jelas
c. Warna, gambar, suara menarik
d. Tujuan pembuatan media langsung terlihat
e. Isi media sesuai dengan konsep dan
konteks
Score |
Rubrik:
Score | Deskriptor |
5 | Jika |
4 | Jika |
3 | Jika |
2 | Jika |
1 | Jika |
0 | Jika |
Daftar Cek
Peserta Didik
No. | Nama Peserta Didik | Indikator | Score | Nilai | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||||
1. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
|
|
|
|
|
|
|
… | … dst. |
|
|
|
|
|
|
3. Asesmen Sikap
Indikator Berpikir Kritis (ada empat):
a. Mengajukan
pertanyaan
b. Mengidentifikasi
dengan panca indera
c. Mengolah
informasi dan gagasan
d. Merefleksi
pemikirannya sendiri
Score |
Rubrik:
Score | Deskriptor |
4 | Jika |
3 | Jika |
2 | Jika |
1 | Jika |
0 | Jika |
Daftar Cek
Peserta Didik
No. | Nama Peserta Didik | Indikator | Score | Nilai | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||||
1. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
|
|
|
|
|
|
|
… | … dst. |
|
|
|
|
|
|
JIKA
peserta didik belum menunjukkan perbaikan hasil post-test setelah dilakukan
pembelajaran.
Bagi
peserta didik yang sudah selesai, bisa lanjut ke kegiatan pembelajaran berikutnya,
bagi yang belum, guru bisa memberikan remedial pengajaran (terlampir)
B. Pengayaan dan Remedial
1.
Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai tujuan pembelajaran, memberikan
kegiatan berikut sebagai pengayaan.
a.
Aktivitas
Silahkan anda isi, kunci determinasi jenis daun dari A hingga H berikut
ini:
b.
Materi,
Untuk kelas tatap muka, telah terlamir di bagian Lampiran (no. 2 mengenai
materi)
c.
Asesmen
Pengayaan
(Jumlah
kunci determinasi yang benar) x 1,25 = Nilai
2.
Remedial
Bagi peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, silahkan
berikan kegiatan berikut sebagai pengayaan.
a.
Aktivitas
1)
Pemberian
bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang
mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
2)
Pemberian
bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran
klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3)
Pemberian
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.Pembelajaran ulang
dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang
dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan.
4)
Pemanfaatan
tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKCP, baik secara individu maupun kelompok.
b.
Materi
(Terlampir)
c.
Asesmen
remedial
Gunakan perangkat asesmen formatif yang sebelumnya telah diberikan, atau
bisa membuat soal yang setara dengan asesmen formatif tersebut.
C. Lampiran
1.
Lembar
Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Materi : Klasifikasi dan Determinasi
Nama : Kelas : Kelompok : Tanggal
A. 1. 2. B. Perhatikan
https://images.app.goo.gl/Q1hanNyim3dPzLf4A Berdasarkan “Kesepuluh |
Lanjutan…
1. ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
Tidak, saya Tidak Setuju dengan pernyataan ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
2. |
Keterangan: *) lingkari pilihan Anda.
3.
P1. apakah mereka memiliki kaki? Jika Jika P2. apakah mereka memiliki…….? Jika ‘ya’ lanjut ke nomor P4 Jika P3. Apakah mereka ………
… dst … lakukan hingga ditemukan
4.
Ya, saya Setuju/tidak setuju* dengan pernyataan
Organisme pertama yaitu (________________) ______________________________________________________________________________ dan ______________________________________________________________________________ Organisme kedua yaitu (________________) memiliki _____________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Organisme ketiga yaitu (________________) memiliki ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Organisme ke empat yaitu (________________) |
2.
Materi
3.
Sumber
referensi belajar guru dan siswa yang bisa diakses di Internet maupun cetak.
Keterangan: *) lingkari pilihan Anda.
2.
Materi
Mengakses materi ini pada link https://blog.edukasystem.com/klasifikasi-makhluk-hidup/
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-PB9.pdf
A. Pengertian
Klasifikasi Makhluk Hidup
klasifikasi
makhluk hidup merujuk pada kegiatan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
kesamaan atau perbedaan ciri-ciri yang terlihat pada setiap makhluk tersebut.
Kegiatan pengelompokkan ini bukan hal yang mudah, sebab diperlukan ketelitian
dalam menentukkan parameter yang digunakan sebagai ciri khas atau pembeda dari
organisme lainnya. Itu berarti, diperlukan upaya observasi lebih lanjut pada
beberapa organisme yang kemudian dipilih menjadi sebuah kategori atau kelompok.
Parameter yang
digunakan dalam pengelompokan makhluk hidup, bisa berdasarkan tempat hidup atau
habitat, ukuran dan bentuk, ciri morfologi tau anatomi, serta manfaat dari
makhluk hidup tersebut. Ilmu yang mempelajari mengenai klasifikasi makhluk
hidup pada tingkat-tingkat berbeda atau takson berbeda dikenal dengan istilah
taksonomi yang dipelopori oleh Carolus Linnaeus sebagai bapak taksonomi dunia.
Ilmu taksonomi menjadi salah satu ilmu yang sangat dinamis karena
perkembangannya akan terus disesuaikan seiring dengan ditemukannya spesies
baru. Oleh sebab itu, pengelompokan makhluk hidup dari awal ditemukan sampai
saat ini telah mengalami beberapa kali perkembangan dari mulai sistem
klasifikasi 2 kingdom hingga 6 kingdom.
B.
Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup
a.
Pengamatan sifat makhluk hidup
Proses yang dilakukan adalah
mengidentifikasi makhluk hidup dengan cara mengamati dari tingkah laku, bentuk
morfolofi, anatomi, dan fisiologi (fungsi faal tubuh).
b.
Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri yang
diamati
Proses pengelompokkan makhluk hidup
dilakukan berdasarkan ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan yang diamati.
c.
Pemberian nama makhluk hidup
Setelah dikelompokkan, langkah
klasifikasi selanjutnya adalah member nama makhluk hidup agar lebih mudah
dipahami. Sistem penamaan makhluk hidup salah satunya adalah system tata nama
ganda (Binomial Nomenclature).
C.
Takson dalam Klasifikasi Makhluk Hidup.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti susunan,
penyusunan, penataan atau taxon yang berarti unt dalam klasifikasi objek
biologi, dan nomos yang berarti hokum. Tingkatan makhluk hidup pada taksonomi
disebut takson. Tiap takson menunjukkan kesamaan sifat yang banyak. Tingkatan
takson dari yang paling tinggi hingga paling rendah dituliskan sebagai berikut.
Takson pada Tumbuhan
dengan contoh Rosa gallica
https://images.app.goo.gl/2Mq6Ts7hkbgVsKdW8
Takson pada Tumbuhan
dengan contoh Ursus americanus
https://images.app.goo.gl/4PoEAFCdiGRkWY2p7
D.
Sistem Nama Ganda (Binomial Nomenclature)
1.
Penulisan spesies
·
Terdiri atas dua kata
·
Menggunakan huruf latin
·
Ditulis cetak miringatau cetak tegak tapi
digarisbawahi
·
Kata pertama menunjukkan marga (genus), diawali
huruf kapital
·
Kata kedua menunjukkan penunjuk spesies, diawali
huruf kecil
·
Jika ada dua kata penunjuk spesies, maka untuk
hewan kedua kata penunjuk spesies dipisah, sedangkan untuk tumbuhan digabung
atau diberi tanda hubung
·
Varietas dipisah
Contoh penulisan:
Hibiscus
rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu)
Panthera
tigris sondaica atau Panthera tigris sondaica (harimau
jawa)
2.
Penulisan Familia (suku)
Ditambah akhiran
–aceae (untuk tumbuhan), dan diakhiri –idea (untuk hewan)
Contoh: Canidae
(familia anjing) dan Solanaceae (familia terung-terungan)
3.
Penulisan Ordo (bangsa)
Ditambah akhiran
–ales
Contoh:
Zingiberales
4.
Penulisan Classis (kelas)
Ditambah akhiran
–nae atau diambil dari ciri khas organisme tersebut
Contoh
Equisetinae, Mycotina
E.
Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup
Pada konteks keanekaragaman hayati,
pengelompokan sangat perlu untuk dilakukan. agar mempersempit objek kajian,
sehingga akan mempermudah untuk mengenal, mempelajari, dan akhirnya
memanfaatkan makhluk hidup untuk kepentingan manusia. Pengelompokan makhluk
hidup dapat dilakukan dengan berbagai sistem. Sistem pengelompokkan tersebut
yaitu artifisial, natural, dan filogeni.
1.
Sistem Klasifikasi Buatan (Artifisial)
Sistem klasifikasi buatan merupakan
suatu cara pengelompokan berdasarkan pada karakter-karakter yang dihubungkan
dengan kepentingan manusia. Misalnya pada tumbuhan terdapat beberapa cara
penggolongan, diantaranya berdasarkan:
a.
Umur
Kita mengenal ada tumbuhan
semusim/setahun (annual), contoh diantaranya Cabe, Tomat, dan Bunga Matahari.
Ada juga yang tahunan, contoh diantaranya Jati, Kihujan, Mangga, Alpukat, dan
Jambu Air.
b. Kegunaannya
Pengelompokan berdasarkan kegunaan
misalnya tanaman pangan seperti Padi, Singkong, dan Kentang. Tanaman obat
misalnya Binahong, Mahkota Dewa, dan Sirih. Tanaman perkebunan, seperti Jati,
Mahoni, Gaharu, dan lain-lain.
c.
Habitatnya
Berdasarkan habitatnya dikenal
tumbuhan xerofit (tumbuhan yang dapat bertahan di daerah kering, seperti
Kaktus, ada juga tumbuhan hidrofit (tumbuhan air seperti Kangkung, Genjer,
Teratai, dan lain-lain).
d. Kandungan gizi atau zat utamanya
Dalam pengelompokkan ini dikenal
diantaranya tumbuhan sumber karbohidrat seperti Padi, Singkong, Sagu, dan
lain-lain. Tumbuhan sumber protein seperti Kacang Kedelai, Kacang Tanah, dan
Kacang Hijau. Tumbuhan sumber lemak seperti Kelapa Sawit, Kemiri, dan Wijen.
Melalui pengelompokan secara artifisial ini akan memudahkan kita untuk mengenal
sehingga akhirnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
2.
Sistem Klasifikasi Alami (Natural)
Pengelompokkan
pada sistem ini dilakukan berdasarkan pada karakter-karakter alamiah yang mudah
untuk diamati, pada umumnya berasarkan karakter morfologi. Pelopor dari sistem
klasifikasi alami ini adalah Carolus Linnaeus. Ia adalah yang pertama kali
meletakkan dasar-dasar klasifikasi termasuk sistem tata nama binomial
nomenclature.
Awalnnya, Carolus Linnaeus mengajukan sistem
klasifikasi 2 Kingdom, yaitu Plantae dan Animalia. Namun selanjutnya Whittaker
menyempurnakannya menjadi sistem klasifikasi 5 Kingdom. Kingdom Fungi
dikeluarkan dari Plantae, kemudian membentuk kingdom baru yaitu Monera dan
Protista. Monera yaitu golongan organisme yang merupakan prokariotik, sedangkan
Protista yaitu golongan organisme mikroskopis yang merupakan organisme
eukariotik.
Setelah Whittaker,
ilmuwan asal Amerika Carl Woese menyempurnakannya menjadi sistem klasifikasi 6
kingdom, yaitu Eubacteria, Archaebacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia. Namun selanjutnya Kingdom Protista sudah tidak berlaku karena
anggotanya polyphyletic, yaitu ada yang mendekati karakter tumbuhan, hewan,
bahkan fungi. Sama halnya dengan Kingdom Monera yang sudah tidak valid lagi
sebagai suatu takson karena anggotanya terdiri dari dua golongan yang sangat
berbeda karakternya (Bacteria dan Archaebacteria). Oleh karena itu dibentuklah
sistem klasifikasi 3 domain yang dinilai dapat mewadahi kingdom-kingdom
sebelumnya yang bermasalah (Protista dan Monera). Ketiga domain tersebut yaitu
Bacteria, Archaea, dan Eucarya.
Pada sistem alami,
klasifikasi tumbuhan biasanya didasarkan pada morfologi dari alat
perkembangbiakannya (bunga) termasuk tipe biji, morfologi akar, batang, dan
daun. Sedangkan pada hewan biasanya diklasifikasikan berdasarkan jumlah sel,
keberadaan tulang punggung, saluran pencernaan, sistem rangka, dan lain- lain.
Berikut adalah perkembangan sistem
klasifikasi 2 kingdom hingga 5 kingdom
3.
Sistem Klasifikasi Filogeni
Sistem klasifikasi
filogeni merupakan suatu cara pengelompokkan organisme berdasarkan garis
evolusinya atau sifat perkembangan genetik organisme sejak sel pertama hingga
menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teori evolusi. Pada sistem klasifikasi ini terkadang ada organisme
yang secara morfologisnya berbeda, namun ternyata memiliki karakter genetik
yang dekat.
Sistem klasifikasi
filogeni ini merupakan sistem klasifikasi yang mendasari sistem klasifikasi
modern, yang dipelopori oleh Hudchinson, Cronquist, dan lainnya. Biasanya
klasifikasi modern ini dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan evolusi
organisme itu lebih maju atau masih primitif adalah dengan melihat pelestarian
atau penyusutan dari struktur sel atau tubuhnya akibat pengaruh seleksi alam.
Sebagai contoh, dalam klasifikasi modern tumbuhan, Hutchinson mengemukakan
pendapat diantaranya:
·
Tumbuhan berdaun tunggal lebih primitive
daripada berdaun majemuk
·
Tumbuhan dikotil lebih primitive daripada
tumbuhan monokotil
·
Tumbuhan berbiji terbuka lebih primitive dari
pada tumbuhan berbijitertutup
·
Tumbuhan berbunga dengan benang sari dan putik
yang banyak lebih primitive dari pada tumbuhan berbunga dengan benang sari dan
putik sedikit.
·
Tumbuhan berbunga mahkota lepas-lepas lebih
primitive daripada tumbuhan berbunga mahkota bersatu.
Pada klasifikasi hewan karakter yang diperhatikan
untuk penggolongannya yaitu jumlah sel tubuhnya dan perkembangan sel tubuhnya,
serta jaringan embrionalnya. Hewan yang memiliki jaringan embrional
triploblastik (ada ektoderm, mesoderm, endoderm) akan memiliki struktur tubuh
yang lebih sempurna daripada organisme diploblastik (ektoderm dan endoderm
saja, tapi tidak memiliki mesoderm).
Secara umum, untuk melihat tingkat-tIngkat
perkembangan makhluk hidup sebagai dasar klasifikasinya perlu diperhatikan:
struktur selnya (prokariotik/eukariotik); jumlah sel tubuhnya
(uniseluler/multiseluler); jaringan embrionalnya (diploblastik/triploblastik);
bentuk tubuh dan organ tubuhnya (thallus/kormus); pergiliran keturunannya
(bentuk gametofit/sporofit); dan sifat- sifat khas morfologis lainnya seperti
perkembangan bagian-bagian bunganya dibandingkan lainnya.
F.
Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup
Tidak hanya ilmuwan yang dapat membuat suatu sistem klasifikasi, seperti
yang telah dibahas di bagian sebelumnya. Kita dapat melakukan klasifikasi
sederhana berdasarkan karakter yang diinginkan. Banyak metode yang dapat kita
gunakan untuk mengetahui identitas suatu jenis organisme, diantaranya dengan
konfirmasi langsung kepada ahlinya, mencocokkan dengan spesimen, atau dengan menggunakan
suatu instrumen yaitu kunci identifikasi atau kunci determinasi. Kunci
determinasi tersebut merupakan serangkaian pertanyaan yang dapat menggiring
kita sehingga dapat mengetahui nama dari jenis organisme yang ingin kita
ketahui identitasnya.
Kunci determinasi tersebut dibuat dengan menyusun serentetan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karakter dari berbagai jenis
tumbuhan tersebut. Untuk menguji kunci determinasi yang sudah Anda rancang,
Anda dapat melakukannya dengan cara meminta kawan lain untuk mengidentifikasi
jenis-jenis tumbuhan yang tercantum. Jika ia dapat mengidentifikasi suatu jenis
tumbuhan dengan tepat, maka kunci determinasi tersebut sudah baik. Model dari
kunci determinasi bermacam-macam, namun yang paling sering digunakan adalah
model dikotomi. Kunci dikotomi ini disusun atas dasar pengelompokkan
ciri-ciri makhluk hidup menjadi dua kelompok yang berbeda. Dengan menggunakan
dasar persamaan dan perbedaan sifat ciri (character state) makhluk hidup
tersebut, selanjutnya dilakukan pengelompokkan lagi menjadi dua kelompok
kembali hingga akhirnya diperoleh sifat ciri yang spesifik yang langsung
merujuk pada identitas jenis suatu organisme.
Misalnya jika kita akan mengelompokan berbagai jenis tumbuhan di
lingkungan sekolah berdasarkan morfologi bunga, buah, daun, batang, dan akar,
maka kita harus memahami berbagai tipe morfologi dari organ-organ tumbuhan
tersebut. Agar dapat digunakan oleh orang lain, maka istilah yang digunakan
harus istilah ilmiah yang umum. Dalam perancangan kunci determinasi model
dikotomi, pada setiap nomor selalu disusun dua pernyataan yang saling
berkebalikan. Pada setiap pernyataan akan diteruskan menuju nomor baru yang
akan mengarahkan pada dua pernyataan berikutnya, hingga pada akhirnya akan
berhenti pada nama/identitas dari organisme tersebut. Untuk lebih jelasnya coba
Anda perhatikan contoh kunci determinasi dibawah ini (dikutip dari Van Steenis,
1997):
Biasanya untuk
memudahkan dalam pembuatan kunci determinasi, pernyataan yang dibuat pertama
kali adalah pernyataan mengenai sifat ciri morfologi yang paling umum terlebih
dahulu, kemudian selanjutnya diikuti dengan sifat ciri yang semakin spesifik.
Kunci determinasi tersebut merupakan kunci dikotomi karena selalu bercabang
dua, jika dibuat bagannya maka akan seperti Gambar berikut.
3.
Sumber
referensi belajar guru dan peserta didik yang bisa diakses di internet maupun
cetak.
Arifin, Z. ___. Modul PKB
(Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Biologi SMA Kelompok Kompetensi B, Bab
Klasifikasi. Modul Belajar Mandiri. Calon Guru PPPK.
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-PB9.pdf
Irnaningtyas.
2019. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
LIPI, 2014.
Kekinian, Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014. LIPI Press. Jakarta.
http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1432194926.pdf
Rauf, F. 2020. Kenali Klasifikasi
Makhluk Hidup: Pengertian, Taksonomi, Sistem, Contoh Soal!. Blog. Eduka
Sistem.
https://blog.edukasystem.com/klasifikasi-makhluk-hidup/
UNDUH MODUL AJAR BERDIFERENSIASI KLIK DI SINI
KUMPULAN MODUL AJAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI (TIPE-TIPE
GAYA BELAJAR) SMA KELAS X
Baca dan Unduh https://zuhriindonesia.blogspot.com/2022/08/kumpulan-modul-ajar-pembelajaran.html