Nature Walk: Cari Serangga di Taman Harmoni

Nature walk

Bermula dari buku serangga terbitan Usborne, si kecil ternyata punya rasa ketertarikan tinggi untuk melihat serangga asli. Awalnya aku kenalkan dengan serangga rumahan seperti semut, laba-laba, lalat, ngengat, kutu beras, kumbang koksi, hingga kamitetep.

Namun, si kecil tetap kurang puas. Ia ingin mencari serangga di taman. Tepat seperti apa yang digambarkan oleh buku Usborne berjudul Bug's Home.

Yuk, baca cerita si kecil yang semangat mencari serangga di Taman Harmoni Keputih. Kira-kira si kecil akan bertemu serangga apa saja, ya?


Cari Serangga Unik di Taman Harmoni Keputih, Happy Banget!

Aku sudah sering ajak si kecil nature walk sambil tadabbur alam. Biasanya hanya mengamati seputar tanaman, pohon, atau binatang yang mudah dilihat karena ukurannya yang besar seperti rusa, kelinci, kucing, dan lain-lain.

Nah, kali ini sedikit ada tantangan karena mengamati serangga kecil. Tentunya harus fokus mengamati, sekaligus mencari. Sebab menemukan serangga di taman kota tidak semudah menemukan serangga di pedesaan.

Surprisingly, ternyata di Taman Harmoni Keputih yang sebagian tengah menjalani proses renovasi, masih ada beberapa serangga unik. Bahkan, kami juga bertemu sejenis kadal dengan corak unik yang baru pertama kami lihat.

Kaki Seribu Bintik Kuning (Harpaphe haydeniana)

Nature walk cari serangga

Awalnya, aku dan suami mengira hewan berwarna hitam dengan bintik kuning yang sedang berjalan di rerumputan itu adalah sejenis ulat. Jumlahnya lumayan banyak di sekitar rumput atau tanah.

Setelah pulang ke rumah, aku pun mencari tahu ulat jenis apa itu menggunakan Google Lens. Ternyata itu bukan ulat biasa dong, tapi sejenis ulat kaki seribu (millipedes). Namanya ulat kaki seribu bintik kuning (yellow-spotted millipedes) dengan nama ilmiah Harpaphe haydeniana.

Sebenarnya sudah curiga saat si kecil coba colek si ulat kaki seribu itu dengan ranting kayu, kok, auto menggulung badannya. Mirip seperti kluwing, jenis kaki seribu lainnya.

Dilansir dari Nature, saat menggulungkan tubuhnya, ulat kaki seribu jenis ini akan langsung mengeluarkan senyawa sianida. Bagi manusia mungkin hanya memiliki risiko iritasi kulit, tapi bagi burung atau predator lainnya sudah sangat mematikan.

Meskipun berbahaya, kaki seribu bintik kuning ini merupakan organisme penting pemakan daun dan sampah mati, lalu mengubahnya menjadi kotoran, dan memasuki rantai daur ulang pembusukan tanah (Moldenke, 1999).

Kutu Biji (Aellopus atratus)

Serangga di taman

Selanjutnya ada serangga yang ukurannya sangat kecil berwarna hitam sedang berjalan cepat di sekitar rumput. Kalau diamati sepintas mirip-mirip dengan kutu beras atau kumbang kecil.

Setelah cek lewat Google Lens ternyata serangga mini berwarna hitam itu merupakan kutu biji dari Genus Aellopus. Kalau dalam istilah bahasa inggris termasuk ke jenis dirt-colored seed bugs

Isopoda (Oniscus asellus)

Cari serangga di taman harmoni

Isopoda yang kami temukan ini bentuknya sepintas mirip kaki seribu dari Bengkulu tapi versi super mini. Awalnya juga aku kira itu masih keluarga kaki seribu, nyatanya bukan.

Hewan super kecil ini merupakan salah satu jenis Isopoda, yaitu Oniscus asellus. Sering dikenal juga dengan sebutan kutu kayu. Banyak juga, ya, macam kutu di dunia ini, hi-hi-hi!

Belalang Semut (Odontomantis planiceps)

Nature walk

Penemuan serangga paling epik menurutku adalah si belalang semut ini. Awalnya aku mengira salah satu jenis belalang sembah atau belalang mantis ini adalah semut hitam besar.

Saat aku mulai mendokumentasikan serangga yang aku kira semut itu, ada bagian tubuh yang familiar. Kedua matanya sedikit menonjol, lalu kedua tangan di depannya membentuk sabit seperti belalang sembah atau mantis.

Fix! Ini bukan semut,” celetukku saat itu, “ini belalang sembah, tapi kok mini banget, ya?

Aku pun coba cek lewat Google biasa dengan kata kunci jenis belalang sembah. Ternyata memang benar, itu salah satu jenis belalang sembah, yaitu belalang semut.

Wow! Menakjubkan sekali bisa menemukan beberapa serangga yang tak biasa di kota Surabaya. Si kecil pun tampak happy dengan “misi mencari serangga” saat itu. Hasrat rasa ingin tahu si kecil jadi terpenuhi, lantas bisa memberikan stimulasi pada kemampuan nalar si kecil.


Cari Serangga di Taman, Kegiatan Sederhana untuk Latih Nalar Si Kecil

Selama mencari atau mengamati serangga di taman, aku dan suami membiarkan si kecil yang melakukan sendiri. Sesekali kami bantu untuk mencari serangga di sekitar rerumputan atau tanaman di taman Harmoni Keputih.

Dari hasil pengamatan, isopoda dan belalang semut adalah temuan si kecil. Kami hanya membantu untuk mengarahkan, serta berdiskusi tentang serangga yang sudah ditemukan.

Misalnya, saat menemukan belalang sembah si kecil biasanya pasti akan bertanya, “serangga apa ini, Bunda?

Kalau bisa jangan langsung dijawab, coba ajak si kecil untuk berpikir, “hmm, apa ya ini? Menurutmu bentuknya seperti apa?

Kebetulan saat itu si kecil menjawab, “seperti semut, tapi, kok beda, ya?

Nah, kalau Buibuk dan Pakbapak sudah tahu jawabannya boleh langsung dijelaskan. Akan tetapi kalau tidak tahu, boleh dijawab, “sebentar Ayah/Bunda cari tahu dulu, ya?

Jika terbiasa seperti itu, kemampuan nalar si kecil akan terstimulasi sejak dini. Berdasarkan pengalaman pada si kecil, insyaAllah atas izin Allah si kecil akan lebih kritis, mandiri, dan cerdas saat dihadapkan dengan pertanyaan atau permasalahan.


Penutup

Kegiatan sederhana seperti cari serangga di sekitar rumah atau taman ternyata bisa jadi ruang bermain serta belajar yang asyik buat si kecil. Kegiatan ini bisa jadi alternatif kegiatan si kecil selain bermain di mall atau playground. Sesuaikan juga dengan kebutuhan, serta tipe belajar anak. Jangan lupa selalu observasi hasil kegiatan si kecil dalam sebuah jurnal untuk mengetahui perkembangan si kecil.


Referensi

  • Feldkamp, Lisa. 2017. https://blog.nature.org/2017/10/17/millipede-protects-itself-cyanide-yellow-spotted-bugs/
  • Moldenke, A.R. (1999). Soil-dwelling arthropods: their diversity and functional roles. In: Proceedings: Pacific Northwest Forest and Rangeland Soil Organism Symposium, General Technical Report PNW-GTR-461. USDA Forest Service, Pacific Northwest Research Station, Corvallis, OR, pp. 33–44.
  • https://courtina.id/bahaya-kutu-kayu/
  • https://jenis.net/belalang-sembah/

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم