3 Hal yang Perlu
Diperhatikan Kreator Media Sosial – Engagement selalu menjadi salah satu topik hot di
kalangan content creator, termasuk pada bloger. Suatu saat saya membaca
komentar seseorang yang mengatakan, “Percuma follower banyak tapi yang nge-like
cuma puluhan.” Menurutnya aneh, follower sampai puluhan ribu tapi
yang like
dan berkomentar cuma seuprit.
Meski dia tidak menyebut
nama, rasanya agak tertampar juga soalnya saya pun sedang mengelola akun
Instagram yang dipergunakan untuk berkonten yang kadang-kadang juga menjadi
jalan rezeki dan mendapatkan engagement tinggi masih menjadi tantangan
tersendiri.
Hanya saja saya lebih
fokus di blog karena memang core saya adalah blogger
yang skill-nya menulis. Untuk berkonten di Instagram, bloger seperti
saya biasanya memperhatikan takarir (caption), tidak asal menulis
sehingga banyak juga brand yang mencari kreator Instagram dari kalangan blogger
karena mampu menulis takarir secara softselling.
Bagi seorang bloger,
awalnya memiliki akun-akun media
sosial itu untuk mendukung aktivitas blogging sehingga akivitas di
belakang layar bukanlah hanya soal menulis – bagaimana supaya ada yang membaca
tulisan, bagaimana menulis dengan cara menarik, atau bagaimana supaya
orang-orang menemukannya di pencarian Google, melainkan juga mengurusi media sosial
dan “menghidupkan” akun-akun tersebut.
Mau dibilang sulit ya
tidak mudah, mau dibilang mudah ya tidak sulit. Eh, gimana. 😁 Yah, begitulah pokoknya hehehe soalnya peran blogger
ataupun content creator itu terkait social media marketing juga.
Kita membutuhkan konten kita dilirik Google dan disukai oleh warganet.
Konon kabarnya, untuk
menghasilkan konten berkualitas di Instagram diutuhkan konsistensi dan kemauan
untuk terus belajar. Setelah itu penting pula praktik yang terus-menerus dan update
pengetahuan serta skill.
Konon katanya, jika memang
konten kita berkualitas maka follower akan datang sendiri. Pun engagement
akan datang sendiri namun tak semudah membalikkan telapak tangan, Gaes.
Pesaing di Instagram itu buanyak sekali karena mungkin bagi banyak
orang, jauh lebih mudah menjadi influencer di Instagram ketimbang
menjadi bloger.
Secara sederhana, inilah
hal-hal yang perlu diperhatikan oleh kreator Instagram:
1. Selalu belajar
meningkatkan kualitas konten.
Bukan hanya bagaimana
membuat foto yang bagus. Masih ada hal-hal lain lagi, seperti bagaimana membuat
video
yang bagus atau infografis yang bagus. Foto yang bagus pun ada beberapa hal,
perlu mempelajari pose-pose foto, properti foto, dan edit foto.
2. Mempelajari
algoritma Instagram.
Bagaimana algoritma
Instagram bekerja perlu dipelajari untuk mengetahui bagaimana waktu posting yang
tepat atau cara kerja Instagram. Dengan demikian, beriringan dengan mempelajari
pembuatan konten yang berkualitas, bisa dipelajari cara untuk mendatangkan banyak
pengunjung ke postingan dan akun kita.
3. Memiliki attitude
yang baik.
Di mana-mana attitude penting, ya. Bagus
bagaimana pun konten yang dibuat – ini berlaku bagi segalama macam konten,
tetap orang-orang akan melihat attitude si kreatornya. Circle kreator
itu, sering kali ketemu dia lagi dia lagi sehingga jika ada yang perilaku atau
sifatnya tidak disukai maka pembawa rezeki enggan menghampiri.
Netizen pun akan mudah mengecam
atau merundung kreator yang dianggap perilakunya buruk. Contohnya saat ini,
Reza Arap dan Billar mendapat bully yang deras dari netizen.
Bahkan pelaporan Lesty terhadap KDRT yang dialaminya menyebabkan nilai usaha Lesty-Billar
menurun. Yang ini benar lho, saya tadi pagi nonton berita bisnis di televisi.
Pokoknya, perilaku itu memang berpengaruh!
Ketiga hal di atas itu
berpengaruh juga terhadap perolehan engagement di media sosial. Dari Req.co,
pengertian engagement adalah alat tolok ukur yang digunakan untuk
melihat tingkat keterlibatan audiens pada upaya media sosial bisnis online.
Namun demikian, sesungguhnya bukan hanya bisnis, perhatian akan engagement juga
berlaku bagi para content
creator walaupun dia tidak sedang menjalankan bisnis daring.
Menjadi keniscayaan dalam
berproses menciptakan engagement yang besar. Siapapun yang ingin sukses
mau tak mau harus menjalani proses. Selanjutnya tergantung seberapa besar
konsistensi dalam update konten dan mempelajari hal-hal terkait konten
media sosial.
Ada jalan singkat dalam
berproses? Yee, mana ada yang instan, Gaes. Untuk menuju step 9,
kita tetap harus melaluinya dari langkah pertama (ke-1) lalu lanjut ke tahap
ke-2, ke-3, dan seterusnya. Apakah ada cara yang agak lebih cepat
efeknya bagi engagement di media sosial?
Nah, bagi kalian yang
menjalankan social media marketing, saya tahu nih satu
cara yang bisa mempercepat engagement media sosial kalian, yaitu dengan
bantuan Rajakomen.com. Dengan Rajakomen bisa membantu menaikkan engagement
dari akun-akun Instagram, Youtube, Google Bisnisku/Google My Business, Gmaps,
dan aplikasi Android di Play Store.
Sebagaimana yang kita
ketahui komentar merupakan salah satu faktor interaksi dengan followers/subscribers.
Jasa Rajakomen.com membantu para pelaku usaha untuk mendapatkan
ER (engagement rate) yang tinggi.
Melalui Rajakomen,
tergabung komentator yang sudah terverifikasi sehingga dapat membantu promosi brand/produk
milik pelaku usaha yang ingin menggunakan jasa Rajakomen. Para komentator ini
orang Indonesia yang akan berkomentar dengan cara yang baik.
Well, bantuan cepat semacam itu untuk
perolehan engagement terkadang penting. Namun demikian, alangkah baiknya
dilengkapi dengan 3 poin yang sudah dipaparkan di atas jika memang menginginkan
media sosialnya berkelanjutan.
Makassar,
1 Oktober 2022