Penggunaan Internet, Pembeda Mahasiswa Dulu dan Sekarang

Penggunaan Internet, Pembeda Mahasiswa Dulu dan SekarangMenjadi orang tua yang
berbeda generasi dengan buah hati membuat saya harus terus mempelajari banyak
hal dan berkompromi dengan banyak hal. Ketika bersekolah hingga tamat kuliah,
saya belum mengenal ponsel. Kala itu ponsel sudah ada tetapi hanya dimiliki
oleh orang yang kaya-raya. Saya tak pernah melihat HP langsung di depan mata
hingga tahun 2000-an.



Ponsel Jadul,
Bukan untuk Internetan



 



Internet untuk Keluarga

Pertama kali memiliki HP
“tombol” – tepatnya suami sebagai pemiliknya dan saya sebagai “penumpang” adalah
sekitar tahun 2001. Waktu itu kami masih merantau di pulau Sumatera. Ponsel itu
lebih banyak dipergunakan untuk mengirim SMS. Untuk menelepon jarang sekali
karena harga pulsanya masih sangat mahal.



Satu kali beli pulsa bisa
habis Rp.500.000. Kalau bisa sampai sebulan masih bagus, sayangnya pulsa segini
bisa habis dalam satu hari. Sementara orang tua kami masih menggunakan
telepon rumah. Alasan sebenarnya tergerak punya ponsel waktu itu adalah untuk
mempermudah komunikasi.



Saya sedang hamil besar
anak pertama saat itu. Khawatirnya suami sedang di lapangan ketika tanda-tanda
melahirkan muncul dan tak bisa dihubungi maka solusinya dia harus membawa telepon
genggam saat bekerja.



Begitulah, ponsel jadoel tak kami pergunakan
berinternet, murni hanya untuk berkomunikasi. Dari telepon rumah/kabel yang
hanya berupa suara meningkat menjadi komunikasi teks via SMS via HP. Memenuhi kebutuhan
internet untuk keluarga kami gunakan personal
computer
dengan jaringan LAN milik kantor. Saya nebeng nge-browsing informasi
parenting dan sebagainya, buka email dan mailing list menggunakan
akun suami.
Lumayanlah, bisa menembus batas Sumatera - Sulawesi.



Mundur lagi ke belakang, begitu
pula ketika ingin mencari sesuatu di internet saat masih jadi mahasiswa pada
tahun 1990-an, masih harus menggunakan komputer. Untuk pemakaian di rumah masih
sangat mahal, khusus mahasiswa biasanya pergi ke warnet (warung internet) agar
bisa internetan karena biayanya lebih murah.



Sekarang sudah zamannya
mengakses internet via ponsel pintar (smartphone). Tak ada lagi yang
namanya warnet karena internet dengan mudahnya dibuka dari genggaman sehingga
warnet-warnet pada gulung tikar. Memang sudah masanya disrupsi terjadi, sudah
masanya ekosistem digital terbentuk.



 



Beragamnya
Cara Akses Internet Mahasiswa Zaman Now



 



Mahasiswa zaman now semakin
dimudahkan dalam mengakses dunia maya. Tidak perlu ke warnet lagi, internet
bisa diakses dari rumah atau kos-kosan yang sudah memasang perangkat wifi.
Kalau bosan bisa ke kafe, mengerjakan tugas sembari jajan ditemani iringan
musik dari perangkat audio milik kafe. Perangkat yang dipergunakan pun lebih
beragam. Tidak hanya komputer, sekarang lazim sekali menggunakan smartphone atau
tablet.



Anak sulung saya yang
sekarang mahasiswa semester 7 di kampusnya bercerita bahwa dia pernah
menggunakan internet berbekal voucher Wifi.id yang dibeli di kafe di Wifi
Corner depan kantor Telkom Group Jalan A. P.
Pettarani dan di BTP. Layanan Wifi.id terebut dia pergunakan di Wifi Corner dan
di Telkomas sebagai penyedia wifi.



Ekosistem Digital Indonesia

Untuk kantong mahasiswa
harganya terjangkau sekali. Dengan  biaya
7000 rupiah saja, putra saya bisa mengakses internet selama 12 jam, unlimited
untuk mengerjakan tugas. Tentu saja tak sampai 12 jam karena dia harus
pulang ke rumah. Dia menggunakan voucher-nya hanya selama beberapa jam
di luar dan bisa menggunakan sisa jatahnya dengan wifi.id di rumah berbekal
sinyal IndiHome.



Penggunaan Wifi.id ini
menguntungkan sekali sewaktu kami belum memasang IndiHome
di rumah. Infrastruktur digital dari PT.
Telkom sebenarnya sudah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya karena orang tua
saya pelanggan setia produk telepon leased line namun karena suatu
alasan, internet untuk keluarga menggunakan wifi
IndiHome baru kami rasakan saat si sulung menginjak tahun ketiga di perguruan
tinggi.



Kebutuhan akan ekosistem digital sudah sedemikian besarnya
sehingga akses internet berkecepatan tinggi sangat kami butuhkan. Pilihan saat
itu memang hanya IndiHome mengingat infrastruktur digital yang sudah terbangun,
lengkap dengan perangkat modemnya. Alhasil kini kami menikmati internet untuk keluarga dengan mudah dan nyaris
tanpa gangguan.



 



Internet
untuk Keluarga Dahulu, Ekosistem Digital Kemudian



 



Ekosistem
digital
yang
dirancang oleh Telkom Group terus
berkembang. Layanan Wifi.id sekarang akrab disebut dengan “Wifi.id Seamless”. Khusus
bagi pelanggan IndiHome, diberi kemudahan mengakses Wifi.id dengan cara
otomatis di seluruh Indonesia hanya dengan Rp.10.000/bulan untuk setiap perangkat
– maksimal 5 perangkat – dengan kecepatan hingga 100 Mbps. Para pelanggan
IndiHome bisa berlangganan add-on Wifi.id Seamless melalui website
IndiHome.



Yang digarisbawahi tentang
layanan Wifi.id Seamless ini adalah khusus untuk pelanggan IndiHome dan
memiliki akun MyIndiHome, serta sudah memiliki nomor IndiHome yang terdaftar
resmi. Kalau layanan Wifi.id yang dipergunakan si sulung yang saya ceritakan
tadi menggunakan voucher, untuk layanan ini tidak perlu menggunakan voucher.



Layanan Wifi.id Seamless khusus
untuk pelanggan IndiHome memberi keistimewaan bagi device yang terdaftar
karena mau pergi ke mana pun di seluruh Indonesia, selama menemukan wifi
IndiHome, device akan terhubung dengan wifi di situ dengan menggunakan username
dan password yang terlampir di aplikasi MyIndiHome. Sungguh praktis dan
murah.


Wifi.id Seamless




Menariknya, pendaftaran
atau login cukup hanya satu kali saja maka akan otomatis terhubung ke
jaringan Wifi.id terdekat. Kecepatan internet yang dipergunakan tetap tinggi – mencapai
100 Mbps meski sudah banyak beraktivitas secara daring,
seperti mengunduh, streaming, kuliah Zoom, dan sebagainya.



Tak perlu takut aktivitas
dengan Wifi.id Seamless ini mengurangi kuota unlimited di rumah karena kuota
unlimited dari Wifi.id Seamless ini tidak mengurangi kuota wifi IndiHome
di rumah.
Cara pembayaran untuk berlangganan layanan ini mudah
karena biaya dibebankan langsung ke tagihan bulanan IndiHome.



Dengan demikian, dari yang
tadinya internet untuk keluarga hanya ada di
dalam rumah dengan jaringan IndiHome pribadi, kini tidak lagi. Anggota keluarga
bisa ke mana-mana, bahkan ke luar kota sembari tetap menggunakan fasilitas ekosistem digital IndiHome yang dibawa dari rumah. Inilah
makna kata “seamless” – jaringan tanpa kelim (tanpa batas “jahitan”) –
tak terasa perbedaannya padahal sudah ribuan kilometer jaraknya dari rumah.



Para ayah dan bunda layak nih
mempertimbangkan Wifi.id Seamless sebagai bekal bagi anandanya yang saat
ini sedang kuliah. Lumayan lho, bisa membantu ananda dengan mobilitas
tinggi agar lebih berhemat pengeluaran kuota paket data internet. Bagaimana
menurut ayah dan bunda?



Makassar,
19 September 2022



Referensi tentang Wifi.id
Seamless diperoleh dari:



  • https://indihome.co.id/addon/wifiidseamless
  • https://indihome.co.id/blog/cara-mengkoneksikan-wifiid-seamless-di-handphone-dan-laptop-dengan-mudah
  • https://myih.telkom.co.id/shop/internet/wifi-id-seamless





Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم