Oleh, NADILA RAHMA FITRIANI
Pengertian PAUD
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pondasi bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan PAUD sangat memgang peranan yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Arti penting mendidik anak sejak usia dini dilandasi dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the golden age), karena dalam rentang usia dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik dan berbahasa atau linguistik seorang anak akan tumbuh dengan pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi dengan senang bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam, sehingga dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Secara institusional, Pendidikan Anak Usia Dini juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan, baik kordinasi motorik, kecerdasan emosi, kecerdasan jamak, maupun kecerdasan spiritual.
Pentingnya PAUD
PAUD sangat menentukan kesuksesan seseorang di masa depan, bagaimana seseorang merespons berbagai permasalahan yang dihadapi dalam setiap langkah kehidupan sangat ditentukan oleh pengalaman dan pendidikan yang diperoleh pada saat usia dini. PAUD yang positif akan mendorong seseorang untuk merespons berbagai permasalahan kehidupan secara positif, sebaiknya pengalaman negatif dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang seharusnya.
Dengan demikian, usia dini memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan otak mengalami lompatan dan berjalan sedemikian pesat. Pendidikan anak usia dini dapat dijadikan sebagai cermin untuk melihat keberhasilan anak di masa mendatang. Anak yang mendapatkan layanan yang baik semenjak usia dini memiliki harapan lebih besar dalam meraih sukses di masa mendatang.
Konsep Pendidikan AUD
Anak Sebagai Amanah Allah
Di antara kewajiban yang dibebankan oleh Allah di atas pundak seorang insan adalah kewajiban dalam mendidik anak atau keturunan, juga berusaha untuk menyelamatkan diri sendiri, istri, dan anak-anak semuanya dari siksa api neraka jahanam. Allah berfirman: dalam Qs at-Tahrim ayat 6, Secara terang dan tegas dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Tidak mungkin selamat dari api neraka jika tidak taat kepada Allah, sedangkan ketaatan kepada Allah tidak mungkin tercapai tanpa pendidikan. “pendidikan itu sendiri adalah proses transformasi sesuatu pada batas kesempurnaan (kedewasaan), dan dilakukan secara bertahap.
Anak Bagaikan Mutiara yang Indah
Al-Ghazali mengumpamakan keadaan jiwa anak usia dini dengan mutiara yang indah bening dan bersih sedikit pun tidak ada noda. Perumpamaan itu bukan sesuatu yang berlebihan karena Nabi sendiri menyebutkan dengan istilah Fitrah daam hadisnya. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah). Rajukan tersebut memberikan pengertian, bahwa lingkungan sebagai faktor eksternal, ikut mempengaruhi dinamika dan arah pertumbuhan fitrah seoarng anak. Semakin baik penempaan fitrah yang dimiliki manusia, maka akan semakin baiklah kepribadiannya.
Anak Usia Dini Cenderung Meniru
Faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan dan perubahan perilaku anak, maka dalam pendidikan anak termasuk hal yang prinsip, menjauhkan anak dari berbagai jenis lingkungan yang tidak baik terutama sekali lingkungan dalam rumah tangga. Di samping itu orangtuanya menjadi contoh utama juga harus menciptakan lingkungan yang baik dan tidak mencemari perilaku anak.
Kecenderungan Pendidikan Berbasis Karakter
Pendidikan karakter dianggap sebagai pengembangan satu kemampuan teknis di antara keterampilan lain yang mungkin dimiliki manusia, seperti main music teater, olahraga, dan lain-lain. Manusia yang tadinya tidak memiliki karakter, melalui pelatihan lantas memiliki kualitas tambahan yang disebut kemampuan untuk berbuat baik, bertanggung jawab, dan lain-lain.
Pendidikan karakter
Konsep pendidikan karakter menurut Ki Hadjar Dewantara dipandang sangat perlu bahkan wajib diberikan kepada anak agar mereka kelak menjadi manusia yang berpribadi dan bersusila. Oleh karena itu ia menjabarkan pendidikan berkarakter ini dengan empat tahap langkah-langkah yang perlu diperhatikan yang diambil dari ajaran Islam, yaitu Syari’at, Hakikat, Tarikat dan Ma’rifat.
Peranan Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter
Pembinaan karakter bangsa harus diaktualisasikan secara nyata dalam bentuk aksi nasional dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa sebagai uapaya untuk menjaga jati diri bangsa dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dalam naungan NKRI. Pembinaan karakter bangsa harus dilakukan melalui pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, kesatuan pendidikan, pemerintah, masyarakat termasuk teman sebaya, generasi muda, lanjut usia, media massa, pramuka, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, kelompok strategis seperti elite struktural, elite politik, wartawan, budayawan, agamawan, tokoh adat, serta tokoh masyarakat. Adapun strategi pembinaan karakter dapat dilakukan melalui sosialisasi, pendidikan, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat serta pendekatan multidisiplin yang tidak menekankan pada indoktrinasi.
Karakter Anak Usia Dini Tumbuh dari Kebiasaan
Karakter memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan karakter (budi pekerti luhur) bagi anak usia dini memegang peranan yang sangat penting, dan akan mewarnai perkembangan pribadi secara keseluruhan.
Hakikat Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini
Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah, akan tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang berbagai perilaku yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena karakter merupakan sifat alami bagi anak usia dini untuk merespon situasi secara bermoral, harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui pembiasaan untuk berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab dan hormat terhadap orang lain.
Tujuan Pendidikan AUD
Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini. secara khusus tujuan yang ingin dicapai, adalah :
Untuk membentuk anak Indonesia yang berkuailtas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)
Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Terdapat sejumlah prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, berikut ini diantaranya:
Anak sebagai Pembelajar Aktif
Anak Belajar Melalui Sensori dan Panca Indera
Anak Membangun Pengetahuan Sendiri
Anak Berpikir Melalui Benda Konkret
Anak Belajar dari Lingkungan