2021 #3: Kisah Kehidupan Seorang Gadis Minimarket

Penulis: Sayaka
Murata
Penerjemah: Ninuk
Sulistyawati


Editor: Karina
Anjani


ISBN:
9786020644394


Halaman: 160


Penerbit: PT
Gramedia Pustaka Utama
Rating: 3.5/5


 Apakah saya  normal?



 Pertanyaan
tersebut muncul begitu saya selesai membaca buku ini. Untuk bisa menyatakan
diri kita "normal", maka perlu dipertimbangkan
  versi "normal" mana yang akan kita
ikuti.
  Belum lagi versi yang kita pilih,
tentunya memiliki banyak syarat yang harus dipenuhi untuk bisa dikatakan
"normal".
  Acapkali, sesuatu
yang normal bagi dan beberapa orang, justru menjadi hal yang
  aneh bagi orang lain.



Cara saya
memperlakukan koleksi Little Women sebagai contoh. Dengan membungkus buku
dengan plastik, lalu menempatkannya pada
 
boks plastik dengan  serap lembab,
dan membuat semacam katalog, akan dianggap wajar bagi sesama penggila buku.
Namun tidak begitu
  anggapan  mereka yang kurang menyukai buku.



Demikian juga yang
terjadi dengan Keiko. Baginya, kehidupan yang ia jalani adalah hal yang wajar.
Daripada menangisi anak burung yang mati, lebih baik membawanya pulang untuk
diolah menjadi makanan.
  Ia tak paham
kenapa
  ibu dan temannya malah memilih
untuk mengubur anak burung itu.

Normal baginya,
ternyata tidak normal menurut orang tua, teman,
 
dan lingkungan sekitarnya. Mereka mempertanyakan kenapa wanita lajang
berusia 36 tahun masing sendiri dan mau bekerja paruh waktu. meski awalnya
bersikap masa bodoh, perlahan ia mulai merasa perlu menjadi "normal"
sesuai standar orang lain.


 Diubahnya cara
berpakaian mengikuti seseorang yang dianggapnya layak dicontoh, demikian juga
cara berbicara. Meski berarti  Keiko harus
 
kehilangan ciri khas dirinya. Ia berusaha keras untuk bersikap
"normal" dengan mengikuti standar yang berlaku pada masyarakt umum.
Semua ia lakukan agar
  bisa diterima
menjadi bagian dari masyarakat.
  



Bekerja paruh waktu selama 18 tahun sebagai
pegawai minimarket,   merupakan hal yang
normal untuknya. Terutama sekali karena 
minimarket memiliki buku panduan. 
"Aku bisa  menjadi pegawai
toko berkat adanya buku panduan yang sempurna, dan tanpa panduan itu, aku sama
sekali tak tahu bagaimana caranya menjadi manusia normal." Dengan demikian
ia tak perlu mencari contoh untuk memenuhi standar normal, cukup dengan mengacu
pada apa yang tertera pada buku panduan saja.  

Sekian lama  bekerja, membuat seakan-akan seluruh sel
dalam tubuhnya sudah terkait dengan minimarket. Ia minum air mineral yang
dibeli dari minimarket,
  makanan yang ia
masukkan dalam tubuh juga dibeli dari minimarket. Tak jarang, mimpinya juga
terkait pekerjaannya di sana. Ia bahkan merasa bisa mendengarkan
"suara" minimarket.



Bagian ini membuat
saya agak penasaran. Kenapa pihak manajemen tidak mengangkatnya menjadi
supervisor atau apalah namanya. Kenapa setelah sekian lama bekerja,  ia yang tak diberikan kesempatan untuk maju?



Apalagi pada
bagian yang mengisahkan bagaimana ia secara otomatis menyusun barang di sebuah
minimarket yang ia masuki sehingga membuat pembeli berbelaja barang yang semula
tak terjual. Hal ini membuktikan pengalaman dan kompetensi dirinya yang sudah mumpuni. Hem..., mungkin saya yang
kurang paham sistem pekerja di Jepang.



Kisah ini
sebenarnya tak sesederhana dari yang kita bayangkan. Kelucuan yang ditampilkan
dalam kisah ini menyimbangi keseriusan tema yang diangkat oleh penulis. Dimana
pandangan masyarakat pada seseorang sering kali membuat kehidupan seseorang
menjadi kacau. Seseorang yang terlihat atau memiliki pandangan berbeda, akan
langsung menjadi sasaran perundungan.



Dari sisi
kejiwaan, sepertinya apa yang dilakukan Keiko bisa disebut sebagai tindakan
orang yang  mau keluar dari zona nyaman.
Ia takut menghadapi banyak hal. Sehingga ketika ia sudah merasa nyaman berada
dalam kondisi tertentu, maka ia tak ingin meninggalkan rasa kenyamanan yang ia miliki.
Mereka yang belajar ilmu psikologi, tentu bisa menjelaskan lebih lengkap dari
pada saya ^_^.



Sebagai pelengkap kisah,
penulis menghadirkan tokoh Shiraha. Bisa dikatakan ia dan Keiko saling
melengkapi. Shiraha yang semula juga bekerja paruh waktu di  minimarket yang sama.  Shiraha dipecat karena kerjanya yang dianggap
tidak baik. Selama bekerja ia juga tak menunjukkan sikap yang terpuji.



Sesungguhnya ia
hanya ingin mencari jodoh. Seorang perempuan yang mau mengurus dirinya,
memberikan modal untuk ide usaha impiannya. Terutama sekali untuk menjawab
pertanyaan banyak orang mengenai statusnya. Jika ada yang bertanya, maka ia
bisa menjawab bahwa ia punya seorang kekasih.



Bisa dikatakan Keiko dan  Shiraha merupakan salah satu korban dari
standar normal yang diciptakan masyarakat sekitar mereka. Tak masalah jika
Shiraha adalah laki-laki pengangguran yang menumpang tinggal di tempat Keiko.
Bagi keluarga dan teman mereka, yang penting Keiko memiliki pasangan.


Mendadak saya jadi
teringat pada ucapan beberapa sahabat. Ada yang mengeluh karena sering ditanya
kenapa belum juga hamil padahal sudah menikah selama sekian tahun. Stres akibat
sering ditanya membuatnya menjadi berulang kali gagal hamil.



Sahabat yang lain,
berkisah mendapat tekanan dari keluarga karena ia dan suaminya hanya memiliki
satu orang anak. Mereka diharapkan memiliki anak banyak, terutama anak
laki-laki supaya ada yang meneruskan nama keluarga. Kehidupan rumah tangga
mereka yang selama ini harmonis menjadi sering muncul pertengkaran, terutama
sehabis menghadiri acara keluarga.



Pada akhirnya, Keiko menerima keadaan dirinya yang dianggap abnormal. Seperti yang tertera di halaman 153. "Sekarang aku menyadari, aku lebih dari sekedar manusia: aku adalah pegawai minimarket. Sekalipun sebagai manusia aku abnornal, aku tak bisa lari dari kenyataan itu sekalipun tidak bisa menghasilkan banyak uang dan harus mati kelaparan. Semua sel di tubuhku ada untuk minimarket."

Ide kisah yang tak
biasa ini membuat penulis mendapat BTBA Best Translated Book Award Nominee for
Fiction Longlist (2019), Akutagawa Prize
芥川龍之介賞 (2016), 本屋大賞 for 9th place (2017)


Iseng, saya mampir
ke situs Goodreads untuk melihat aneka kover buku ini. Versi terbitan Gramedia
memang menarik, menawarkan nuansa seorang 
pekerja keras yang menyerahkan keseluruh kehidupannya untuk menjadi
pekerja teladan.



Sebuah buku yang
perlu dibaca oleh kaum muda sehingga mereka bisa mengambil hikmah dari
kehidupan Keiko. Juga oleh mereka yang ingin maju namun takut menghadapi
berbagai tantangan.






Sumber gambar:
https://www.goodreads.com/

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم