1. Isyraf
a.
Pengertian Israf
Kata israfberasal dari bahasa Arab
asrofa-yusrifu-isroofanberarti bersuka ria sampai melewati batas. Israfialah
suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan) diartikan
melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan
(nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah, melampaui batas (berlebihan)
dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran
ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan
diri secaraberlebihan. Beberapa pendapat tentang pengertian israf adalah
sebagai berikut;
1)
membelanjakan/memberikan sesuatu
untuk hal yang
tidak selayaknya sebagai tambahan atas apa yang selayaknya.
2) membelanjakan
harta yang banyak untuk tujuan yang sangat sedikit.
3) melebihi batasan dalam pembelanjaan harta.
4) seseorang
memakan harta yang tidak halal baginya atau memakan yang halal baginya
memlebihi batas dan melebihi kadar kebutuhan.
5) Sebagian pendapat
menyatakan, artinya melebihi
kuantitas yang normal,
karena tidak memahami batasan kuantitas yang menjadi haknya
Dengan demikian
pengertian Israaf adalah
tindakan seseorang yang
melampauhi batas yang telah ditentukan oleh syariat. Orang yang membasuh
wajah ketika berwudlu melebihi tiga
basuhan berarti termasuk
isrof/ berlebihan, karena
ketentuan yang disunatkan hanya
tiga basuhan yang merata. Namun pengertian isrof biasanya sering digunakan dalam
hal membelanjakan harta,
bukan pada masalah
ibadah. Misalkan membelanjakan
harta untuk makan, minum, pakaian dan berkendara yang berlebihan melebihi batas
kewajaran dan kepatutan.Pada kehidupan modern, sifat melampaui batas
(berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi
mudanya. Nabi Muhammad saw, bersabda yang artinya Binasalah orang-orang yang
melampaui batas (berlebihan) (HR.Muslim)Sikap ini biasanya terjadi pada
orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah.
Israfadalah perbuatan yang tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan
ini merupakan bagian
dari bentuk tidak
mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh Allah.“Hai anak
Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf [7]: 31)
b. Bahaya
PerilakuIsraf
Perbuatan israf
dapat terjadi berkaitan
dengan penggunaan harta dan
berkaitan dengan ibadah. Perbuatan melampaui batas atau berlebihan dalam
ibadah mengakibatkan amal ibadah seseorang terhenti, karena manusia mempunyai
sifat tabiat cepat bosan dan terbatas.
Dengan sendirinya sikap
sabar akan mampu
melawan perbuatan berlebih-lebihan
atau melampaui batas ini. Imam Asy Syatibi berpendapat bahwa bahaya sikap
melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg
dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum. Beliau
mengatakan bahwa kesempitan tidak dihilangkan dari seorang mukallaf karenadua
segi, pertama, khawatir terputus amalnya di tengah jalan, membenci ibadah, dan
tidak suka melaksanakan beban agama. Kedua, khawatir menimbulkan pengurangan
amal dengan bermalas-malasan.
Kadang-kadang menekuni sebagian
amal dapat melalaikan
dan menghentikan amal lainnya. Kadang-kadang ia bermaksud
menjalankan keduanya dengan susah payah, tetapi akhirnya ia terhenti ataupun
bahkan meninggalkan amal kebaikan keduanya.
c. Bentuk
Perilaku Israf
Diantara contoh
sikap israf adalah dalam bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong, hal yang
demikian ini akan menyebabkan kehancuran pada diri sendiri karena tidak
mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Apabila tidak terdapat kontrol tersebut,
maka akan berakibat
sikap melampaui.batas. Sikap
orang yang mendambakan
kemewahan dunia semata-mata, merupakan sikap yang tidak disukai Allah
dan tidak memperoleh manfaat apapun baik di dunia dan di akhirat. Perbuatan
berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap
nikmat yang telah diberikan Allah. Setiap muslim harus menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimilikinya adalah milik Allah, Allah akan melapangkan rezeki dan
menyempitkannya, sesuai dengan kehendak dan rida-Nya dan sesuai dengan kebijaksanaan
dan ketetapan yang telah digariskan-Nya. Hendaknya pada diri setiap muslim
harus tertanam sikap rida terhadap apa yang diberikan Allah dan sadar semua
nikmat yang diperolehnya itu hanya berasal dari Allah serta pengingkaran
terhadap nikmat Allah dan Rasul-Nya tidak akan memperoleh keuntungan sedikit
pun.Perbuatan melampaui batas atau berlebihan ini tidak hanya terhadap nikmat-
nikmat Allah sefriata, aalam hal beribadah pun Allah sangat membencinya.
Perbuatan melampaui batas
(berlebihan) dalam agama
akan terputus. Maksudnya
melarang seseorang melampaui batas dalam ibadah sunah sehingga
menimbulkan kebosanan yang berakibat meninggalkan ibadah yang yang lebih utama
atau meninggalkan ibadah yang disyariatkan, bukan berarti melarang seseorang mencari
kesempumaan dalam beribadah karena termasuk halhal yang terpuji. Seperti, orang
yang mengerjakan salat tahajjud semalam suntuk sehingga di akhir malam ia
mengantuk dan tertidur sampai meninggalkan salat subuh.
Diantara bentuk perbuatan israfadalah
1)
Menambah-nambah
di atas kadar
kemampuan, dan berlebihan
dalam hal makan, karena
makan yang terlalu
kenyang dapat menimbulkan
hal yang negatif
pada struktur tubuk manusia.
2) Bermewah-mewah
dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu
tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan
tersedia.
3) Menumpuk-numpuk
harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh
masyarakat.
4) Melakukan segala
sesuatu yang berlebiha,
contohnya terlalu banyak
tidur bisa menyebabkan berbagai
penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak
yang tidak baik
seperti tidak mau
bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal
5) Melakukan
pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka dengan halhal yang
bersifat hura-hura
6) Memperturutkan hawa
nafsunya, manusia dalam
menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan
yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.
b. Menghindari
PerilakuIsraf
Rasulullah saw.
melarang umatnya berpuasa
terus-menerus, melarang salat
di seluruh malam untuk memberi hak anggota tubuh istirahat, melarang
membujang bagiyang mampu menikah, atau melarang meninggalkan makan daging.
Adapun amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dikerjakan terus-menerus
(istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan kebersahajaan.
Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan
nafsu dengan akal sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang
tidak sanggup mengendalikan nafsunya. Janganlah mendekati hal-hal yang dapat
mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik ataupun melampaui batas. Orang
yang memiliki kesederhanaan tidak suka melakukan sesuatu yang melebihi
kewajaran, karena akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau
pencipta-Nya.
Diantara dampak yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf,
yaitu :
1)
Dibenci oleh Allah
2) Menjadi
sahabat setan
3) Menjadi
orang yang akan tercela dan menyesal
4) Menjadi
orang yang tersesat
c. Hikmah
1)
Sikap israf adalah salah satu sikap tercela yang
sangat merusak bagi pelaku sendiri maupun orang lain yang terkena dampak
tingkah lakunya. Sifat melampaui batas (berlebihan) ini mengancam masa depan
manusia.
2) Setiap muslim
dilarang mengikuti nafsu
syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal sehat, dan
setiap pelampauan batas akan selalu dibarengi oleh kekuatan jahat, yakni setan
yang menghiaskan keburukan sehingga dirasa sebagai kebaikan.
3) Perbuatan berlebihan
atau melampaui batas
ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat
yang telah diberikan Allah.
4) Sikap melampaui
batas bekasnya dapat
menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg
dituntut agama dalam
melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
d.
Tabdzir
a. Pengertian
Tabdzir
Kata tabzir/pemborosan dalam bahasa
Arab berasal dari
kata badzara-yubadzdzirutabdziiron dipahami oleh
ulama dalam arti
pengeluaran yang bukan haq. Kata tabzirberarti menggunakan/membelanjakan
harta kepada hal yang tidak perlu. Pengertian lain dari tabzir adalah
membelanjakan harta tidak sesuai dengan hak (peruntukan) harta tersebut atau
tidak layak menurut ketentuan syariat. Dengan demikian semua bentuk penggunaan
harta untuk perbuatan haram atau makruh menurut syariat adalah perbuatan
tabdzir. Orang yang melakukannya disebut mubadzir. Contoh membeli alat untuk
melakukan kejahatan, atau membelajakan harta untuk sesuatu yang sama sekali
tidak ada manfaatnya secara agama, maka termasuk mubadzir.
Dengan demikian,
bukanlah termasuk perbuatan tabdzir tindakan membelanjakan harta sebanyak
apapun jumlahnya untuk kebaikan yang disyariatkan agama. Pendapat lain
menyatakan bahwa tabdzir adalah membagi-bagikan harta dalam bentuk yang
termasukberlebih-lebihan. Dengan pengertian ini berarti perbuatan isrof adalah
termasuk tabdzir.“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. (QS. Al Isra’ [17]: 26-27)
e. Bahaya
PerilakuTabdzir
Setiap orang selalu
berpikir dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih kemewahan kehidupan dunia
sebagai suatu yang menyenangkan dan membahagiakan, tanpa memperhatikan
ketentuan agama. Anggapan dan keinginan seperti itu sampai sekarang terus
mewarnai sebagian masyarakat, berkeinginan memiliki harta kekayaan yang melimpah
sekalipun dengan jalan
yang tidak wajar,
tidak sesuai dengan
peraturan negara dan
hukum agama. Akibatnya, timbullah kecurangan dimana-mana yang merugikan
semua pihak. Allah melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang
batil, dan melarang membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan
dimaksudkan agar setiap muslim dapat
mengatur nilai pengeluaran
sesuai keperluannya, tepat
yang dituju sebagimaha ketentuan
agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara boros hanya untuk kesenangan
semata. Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada
diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Jika kontrol
tersebut tidak ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap pemborosan yang dilarang
dalam Islam. Sikap orang yang
mendambakan kemewahan dunia
semata sebagai tabiat
buruk yang harus ditinggalkan karena Allah memberikan pelajaran bahwa
Qarun dengan harta kekayaannya telah dibenamkan ke dalam bumi. Ternyata harta
yang tidak diridai Allah tidak memperoleh manfaat apa-apa.
Sayyidina Abu
Bakar r.a. menyerahkan
semua hartanya kepada
Nabi saw. dalam rangka berjihad di jalan Allah.
Sayyidina ‘Utsman r.a., membelanjakan separuh hartanya. Nafkah mereka diterima
Rasulullah saw. dan beliau tidak menilai mereka sebagai para pemboros.
Sebaliknya, membasuh wajah lebih dari tiga kali dalam berwudhu’, dinilai
sebagai pemborosan, walau ketika itu yang bersangkutan berwudhu’ dari sungai
yang mengalir. Jika demikian, pemborosan lebih banyak berkaitan dengan tempat
bukannya dengan kuantitas.Rasulullah, ketika melihat seorang laki-laki berwudu
lain beliau bersabda, “Janganlah kamu berlebih-lebihan. Janganlah kamu
berlebih-lebihan.” Berikut adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan
tabzir, yaitu :
1)
Membantu
orang lain dalam
kemaksiatan. Contoh: memberi
sumbangan kepada orang untuk
meminum-minuman keras
2) Mengkonsumsi
makanan yang tidak ada manfaatnya dan membahayakan
3) Orang
yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas
4) Merayakan
Hari Raya lebaran dengan berlebihan
5) Merayakan
pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari’at
f. Menghindari
PerilakuTabdzir
Islam menganjurkan
hidup sederhana dan tidak boleh sombong dengan menzalimi diri sendiri ataupun
orang lain, karena perilaku zalim akan berakibat menyengsarakan diri sendiri
ataupun orang lain. Melalui sunahnya, Rasulullah saw. menjelaskan secara tegas
larangan makan, minum, dan berpakaian secara berlebihan. Segala sesuatu yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya pastinya terdapat madarat yang sangat merugikan
bagi kehidupan manusia. Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi
hidup yang sederhana sebatas mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa
berlebih-lebihan. Karena itu, segala hal yang berlebihan tidak akan memperoleh
kebaikan bagi yang melakukannya. Sesungguhnya orang yang dapat menerima dengan
baik dan mengamalkan nasihat yang benar hanyalah orang-orang yang sabar dan
tekun. Termasuk di dalamnya orang yang patuh meiaksanakan perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Mereka menerima dengan baik dan ikhlas apa yang
diberikan Allah kepadanya. Selalu berusaha sesuai ketentuan-Nya serta
membelanjakan hartahya untuk kepentingan diri maupun masyarakat.
Persaudaraan setan dengan
pemboros adalah persamaan
sifat-sifatnya, serta keserasian antar keduanya. Mereka berdua sama
melakukan hal-hal yang batil, tidak pada tempatnya. Persaudaraan itu dapat
dipahami sebagai kebersamaan dan ketidakberpisahan setan dengan pemboros. Ini
karena saudara biasanya selalu bersama saudaranya dan enggan berpisah
dengannya. Atau dalam arti kebersamaan pemboros dengan setan secara terus-menerus, dan
demikian juga setan
dengan pemboros, seperti
dua orang saudara sekandung yang
sama asal usulnya, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Penyifatan setan dengan kafûr/sangat ingkar merupakan peringatan
keras kepada para pemboros yang menjadi teman setan itu, bahwa persaudaraan dan
kebersamaan mereka dengan setan dapat mengantar kepada kekufuran. Betapa tidak,
bukankah teman saling pengaruh mempengaruhi, atau teman sering kali meniru dan
meneladani temannya.Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
perbuatan tabzir, yaitu :
1)
Mendapat murka Allah
2) Mendapat
siksa yang teramat pedih oleh Allah
3) Mendapat
kesengsaraan dunia dan akhirat
4) Mendapat
cacian dari orang lain
g. Hikmah
1)
Setiap muslim dilarang bersikap boros karena boros
merupakan tabiat setan. Sikap boros
akan menimbulkan kerugian
dan kesengsaraan hidup
di kemudian hari. Seorang muslim dalam membelanjakan
hartanya harus dengan kalkulasi yang matang menyangkut manfaat dan madaratnya.
2) Larangan
keras membelanjakan harta dengan cara sesuka hatinya yang akan berakibat
pada kesengsaraan baik
di dunia maupun
di akhirat. Allah
memerintahkan setiap muslim agar
dapat mengatur keseimbangan
pengeluaran dan pemasukan
sesuai dengan keperluan secara
wajar sehingga akan
dapat menjamin kehidupan
yang teratur dan sejahtera.
h. Bakhil
1) Pengertian
Bakhil/Kikir
Bakhil/kikir ialah
menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani dalam kitab
At-Ta’rifatmendeϐinisikan bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni menahan
memberikan sesuatu pada diri dan orang lain yang sebenarnyatidak berhak untuk
ditahan atau dicegah,
misalnya uang, makanan,
minuman, dan lain-lain.
Ketika orang memiliki uang,
makanan, dan minuman
yang mestinya bisa
diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk
memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid IV,Musthafa
al Maraghi menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan
mengeluarkan harta di jalan Allah. Sebagai contoh, dia mempunyai kemampuan
untuk membayar zakat tapi dia tahan (tidak menunaikannya), atau dia seorang
yang memiliki banyak harta tapi manakala datang fakir miskin untuk meminta
haknya justru tidak dia beri.Bakhil adalah sifat yang tercela karena sifat ini
terlahir dari godaan syaithan. Bakhil dijadikan oleh syaithan sebagai jalan
untuk menuju jalan ke neraka. Dalil yang melarang dari perbuatan bakhil di
antaranya adalah QS Al Isra: 29-30 dan hadis Nabi SAW,29. dan janganlah kamu
jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. 30. Sesungguhnya
Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hambahamba-Nya.Dari
sahabat Abu Hurairah ra beliau berkata, Rasullullah saw telah bersabda,
‘Jauhillah tujuh kehancuran yang dapat menimpa kalian.’ Lalu (shahabat) bertanya,
‘Apakah itu wahai Rasulullah?’ Lalu beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah,
kikir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, memakan riba, memakan harta anak
yatim, lari dari peperangan, menuduh zina wanita mukminat yang suci. (HR.
an-Nasa`i)
Banyak contoh
tentang kehancuran orang-orang yang bakhil. Salah satunya adalah Qarun sebagai
raja kebakhilan yang pernah muncul di muka bumi ini. Di mana Allah akhirnya
menenggelamkannya beserta pengikut dan hartanya. Kisah detailnya bisa dibaca
dalam Al-Qur`an pada surah Al-Qashash. Hal ini perlu kita cermati sebagai
pelajaran bahwa bakhil dapat membawa kehancuran di dunia dan di akhirat. Sifat
bakhil muncul diakibatkan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, tidak
adanya keyakinan tentang kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak dan kagum
kepada diri sendiri serta sebab-sebab lainnya.Apapun posisi dan kedudukan kita,
janganlah berbuat bakhil, bila kita sebagai suami janganlah bakhil pada istri
dan anak-anak tentu dengan tidak mengajari sifat boros kepada mereka. Sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadis:Dari sahabat Abu Abdillah atau terkadang
dipanggil Abu Abdirrahman Tsauban berkata, Rasulullah saw bersabda,
“Sebaik-baik dinar yang diinfakkan seseorang adalah dinar yang dia infakkan
kepada keluarganya dan dinar yang diinfakkan untuk membeli kendaraan perang di
jalan Allah, serta dinar yang diinfakkan untuk saudaranya untuk perang di jalan
Allah. (HR. Muslim).
1.
Bahaya Perilaku Bakhil
a. Mengakibatkan
dosa besar
Islam menganggap bakhil sebagai perbuatan
dosa besar. Hal ini telah dijelaskan oleh Al-Qur’an :Sekali-kali janganlah
orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Ali Imran : 180).
b. Mengikuti
jejak setan
Perbuatn kikir dapat di sebabkan beberapa
faktor, karena hartanya merasa milik sendiri dan karena takut harta mereka
berkurang, keduanya merupakan tipu daya setan. Sebagai mana tercantum dalam Q.S
Al-Baqoroh: 268,syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu
ampunan daripada-Nya
dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui.
c. Penghalang
masuk surga
Allah memberikan pada orang kikir supaya
merubah cara mereka berpikir dan alloh swt, telah memberi mereka banyak karunia
baik berupa harta, ilmu, kemegahan,
maupun macam –
macam kedunian lainnya,
akan tetapi setelah
karunia itu diterimanya justru
dimanfaatkan untuk dirinya
sendiri dia enggan
memeberikan sedekahnya untuk orang lain. Dalam sebuah hadis rosul
menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan masuk surga.
Tidak akan masuk surga orang yang menipu, bakhil (kikir) dan
orang yang buruk (H.R Tirmidzi)
d. Rizki
menjadi sempit
Pelaku kikir/bakhil beranggapan bahwa
kekikiran menguntungkan harta benda orang
kikir beranggapan bahwa
menyimpan harta untuk
dirinya sendiri itu
baik, Akan tetapi secara tidak sadar mereka telah di perbudakkan oleh
harta itu sendiriDari Asma’ra, ia berkata : Nabi SAW berpesan
kepadaku,Janganlah kamu bakhil, yang menyebabkan kamu disempitkan rezqimu. (HR.
Bukhari)
e. Sumber
malapetaka kemanusiaan
Penyakit
bakhil akan menyebabkan
malapetaka yang besar
terhadap suatu masyarakat. Penyakit
ini bisa menanamkan rasa dengki dan
iri hati dalam
jiwa orang-orang fakir miskin terhadap orang-orang kaya yang bakhil.
Sebagai akibatnya, orang-orang miskin tersebut akan mencari-cari kesempatan
yang tepat untuk melampiaskan rasa
kedengkiannya terhadap orang-orang
kaya yang bakhil,
dan berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan
mereka.Sebagiman tercantum dalam Q.S Al Lail Ayat 8-118. dan Adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup 9. serta mendustakan pahala terbaik, 10.
Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. 11. dan hartanya
tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
2. Menghindari
Perilaku Bakhil
a. Keyakinan
bahwa segala sesuatu itu milik Allah
Ketika
seeorang telah merasa
bahwa segala sesuatu
milik Allah maka
ia tidak merasa memiliki terhadap
benda andi kata ia diberi keleluasaan rizki oleh Allah maka hatinya akan
terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana
firman Allah Q.S Ali Imron : 109Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit
dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.
b. Banyak
bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
Konsekwensinya jika seorang menyukuri
nikmat Allah . Maka Dia memberi tambahan
yang lebih baik.
Namun apabila mengingkarinya maka
ingtlah sesungunya azab-Nya
sangat pedih. Karena sesungguhnya kebersyukuran manusia hakikatnya untuk
dirinya sendiri.
c. Gemar
melakukan kegiatan sosial dengan infak dan sedekah
Kegemaran mengikuti kegiatan yang dinilai
agama sebagai kebaikan akan memberi motifasi tersendiri untuk melaksakan anjuran
agama seperti infak dan sedekah sehingga tumbuh keyakinan bahwa infak dan
sedekah bernilai poditif baik pada sisi jasmani dan rohani sekaligus menampik
anggapan bahwa infak dan sedekah akan menjadikan manusia miskin.
d. Memohon
perlindungan dari Allah dari sifat bakhil/kikir
Ada sebuah do’a sederhana yang
jaami’(singkat dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya
karena amat bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari
penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang amat
berbahaya.
3. Hikmah
a. Salah
satu akhlak tercela yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang adalah
sifat bakhil atau kikir. Mengingat besarnya pengaruh yang akan muncul dari
sifat ini, tentunya kita harus menghindarinya.
b. Sifat
bakhil adalah pokok dari semua kehinaan. Menandakan sedikitnya akal dan
jeleknya pembinaan. Mengajak manusia kepada kebiasaan-kebiasan yang tercela.
Tidak bisa bersatu dengan keimanan dalam hati manusia. Karena pada hakikatnya
kebakhilan akan menyebabkan kehancuran dan rusaknya akhlak manusia.
c. Manusia
diharapkan senantiasa berusaha menjauhkan diri kita dari sifat bakhil dan menghisi
diri dengan melatih
dan membiasakan aneka
kebaikan dengan harapan sifat
bakhik/ kikir dapat lenyap dan berganti dengan sifat kedermawanan yakni gemar
sedekah dan berinfak.