Pengertian Proyeksi dan Macam-macam Proyeksi dan Rumus Skala


Pengertian Proyeksi dan Macam-macam Proyeksi dan Rumus Skala





Pengertian Proyeksi dan Macam-macam Proyeksi dan Rumus Skala



Halo, Sahabat Kritis, dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai Pengertian Proyeksi dan Macam-macam Proyeksi dan Rumus Skala. didalam artikel sebelumnya, peta dibuat dari tangan tangan ahli, dimana dalam pembuatan peta, hal yang terpenting adalah proyeksi peta. Apa itu proyeksi peta? dan apakah proyeksi peta emmiliki beragam macam macam nya?. kita simak artikel dibawah.




Pengertian Proyeks


Proyeksi adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar yang berupa peta. atau proyeksi peta adalah suatu sistem pemindahan dari bentuk permukaan yang lengkung pada suatu bidang data. Tujuan pokok dari proyeksi adalah menggambarkan bentuk bola bumi atau Globe ke bidang datar yang disebut dengan peta dengan distrosi / penyimpangan sekecil mungkin. sementara fungsi proyeksi adalah agar peta yang disajikan mendekati bentuk dan kemampuan yang sebenarnya pada permukaan bumi.




Macam-macam Proyeksi


Proyeksi memiliki beragam macam bentuk bentuknya, seperti:




Menurut Bidang Distorsinya


Menurut bidang distorsinya, dibagi menjadi 3 bentuk, yakni:


  1. Proyeksi Equidistant bila jarak dipermukaan bumi sama dengan jarak di peta menurut skalanya atau proyeksi yang mempertahankan unsur jarak. Yang termasuk proyeksi ini adalah : proyeksi silinder dan proyeksi azimuth atau zenithal

  2. Proyeksi Konform atau Orthomorphic bila sudut atau bentuk dipermukaan bumi sama dengan bentuk di peta. Proyeksi ini mempertahankan  kebenaran dalam bentuk (form). Yang termasuk proyeksi ini adalah : proyeksi Merkator konformal, stereografik, conical, lombert’s.

  3. Proyeksi Equivalen atau Equal Area bila luas  dipermukaan bumi sama dengan luas di peta setelah diskalakan. Proyeksi ini mempertahankan unsur luas. Yang termasuk proyeksi ini adalah : proyeksi Goode Sinusoidal, Gall, Bonne, Eckert.





Menurut Bidang Proyeksinya


Menurut bidang proyeksinya, dibagi menjadi 3, dan menghasilkan keturunannya, seperti:


  • Proyeksi Azhimuthal atau Zenithal atau Planar bila bidang proyeksinya berupa bidang datar, seperti:



  1. Proyeksi Azimuthal normal apabila proyeksinya menyingsing salah satu kutub bumi.

  2. Proyeksi Azimuthal Ekuator apabila bidang proyeksinya menyinggung salah satu titik di ekuator.

  3. Proyeksi Oblique atau miring apabila bidang proyeksinya di sembarang tempat bumi.


Pengembangan proyeksi azimuthal ini menghasilkan bentuk proyeksi.


  1. Proyeksi Gnomonik, proyeksi gnomonik apabila sumber sinar berasal dari suatu titik “P” yang berada di pusat lingkaran dan di proyeksikan ke luar lingkaran.

  2. Proyeksi Stereografik, proyeksi stereografik apabila sinar bersumber dari suatu titik yang terletak pada suatu tempat pada lingkaran Globe.

  3. Proyeksi Orthografik, proyeksi orthografik apabila sinar berasal dari suatu titik yang letaknya tidak terhingga dan diproyeksikan ke bidang proyeksi.





  • Proyeksi Kerucut


Proyeksi kerucut ini memproyeksikan globe pada bidang kerucut yang menyelubunginya dengan puncak diatas kutub yang selanjutnya kerucut dibentangkan membentuk kipas proyeksi ini sangat cocok untuk wilayah sekitar lintang 45° atau daerah yang relatif sempit. pengembangan proyeksi kerucut ini menghasilkan proyeksi bonnie dan polikonik.




  • Proyeksi Silinder atau Tabung


Proyeksi silinder atau tabung memproyeksikan Globe ke bidang Silinder atau Tabung kemudian Tabung dibentangkan untuk menggambarkan bidang lengkung (Globe) ke bidang datar atau peta. proyeksi silinder atau tabung ini memiliki ciri ciri, seperti:


  1. Semua lingkaran paralel merupakan garis horizontal dan lingkaran meridian merupakan garis vertikal.

  2. Semua tempat yang paralelnya sama terletak pada satu garis lurus.

  3. Sangat baik untuk memproyeksikan daerah equator semakin jauh dari equator semakin besar kesalahan jarak, luas dan bentuk.

  4. Baik untuk menggambar peta dunia dan khususnya peta Indonesia.


Pengembangan proyeksi silinder atau tabung ini menghasilkan proyeksi :


  1. Proyeksi Merkator, Proyeksi merkrator ini dikembangkan oleh ahli pemetaan mercator. Cocok untuk daerah equator yang dikenal dengan UTM (Universal Tranversal Merkator).

  2. Proyeksi Gall, proyeksi gall adalah paralel diproyeksikan dari sinar yang berasal dari suatu titik yang berada diluar tabung. Sehingga garis-garis paralel sama jaraknya seperti di equator.

  3. Proyeksi Equal Area (Silinder Sama Luas), proyeksi equal area adalah proyeksi paralel-paralel diproyeksikan dengan sumber cahaya dari tengah-tengah tabung pada bidang proyeksi.





Berdasarkan sumbu simetrisnya


Bedasarkan sumbu simetrisnya, dibagi menjadi 3 bentuk, yakni:


  1. Proyeksi normal, proyeksi normal berguna jika sumbu simetris tegak lurus dengan sumbu bumi

  2. Proyeksi Miring atau Oblique, proyeksi miring atau oblique berguna jika sumbu simetrisnya membentuk sudut terhadap sumbu bumi dan garis equator.

  3. Proyeksi Transversal, proyeksi transversal berguna jika sumbu bidang proyeksinya berimpit dengan garis equator.





Memperbesar dan Memperkecil Peta




Ada beberapa cara untuk memperbesar dan meperkecil peta, antara lain :


  1. Memperbesar / memperkecil grid atau sistem kotak-kotak.

  2. Foto Copy

  3. Menggunakan alat Pantograf

  4. Dengan kamera fotografis

  5. Map-o-graph alat mekanik elektronik yang digunakan memperbesar dan memperkecil peta





Rumus Skala Peta dan Luas Wilayah


Berikut merupakan cara menentukan skala peta dan menentukan luas wilayah dalam rumus, seperti:




Menentukan Skala Peta


Menentukan skala peta, terdapat 2 cara, yakni:




  • Membandingkan peta yang tidak  berskala dengan peta lain yang berskala. Dengan rumus :



P2 * D2 = P1 * D1

Dimana:

P2 = Penyebut skala yang akan dicari

P1 = Penyebut skala yang sudah diketahui skalanya

d1 = Jarak yang sudah diketahui skalanya

d2 = Jarak yang akan dicari skalanya




  • Dengan membandingkan titik dipeta dengan titik di lapangan atau medan.


Contoh soalnya : Jarak titik X dan Y di peta adalah 4 cm, sedangkan dalam pengukuran dilapangan jarak sebenarnya a: 45.000 m. berapa skala petanya ?




  • Menghitung selisih derajat bujur dan lintang di peta.


Dengan ketentuan:

1° lintang atau bujur di ekuator = 111 km.

1° = 60’ (menit)

1’ (menit) = 60” (detik)




  • Menentukan skala peta Topografi / Peta Countur



Penyebut skala : 2000*CI

Dimana:

Ci  =  Countur Interval / jarak antar Countur




Menentukan Luas Wilayah


Menentukan luas wilayah memiliki ketentuanketentuan tertentu, seperti dengan ketentuan sebagai berikut:

1 km²      :  1000 m x 1000 m = 1.000.000 m²

1 Hektar  :  100 m x 100 m = 10.000 m²

1 km²       :  100 hektar




Pengukuran Peta, Kemiringan Lereng, dan Menentukan Lokasi


Berikut merupakan perhitungan pengkuran peta, pengukuran kemiringan lereng, dan cara menentukan lokasi, sebagai berikut:




Pengukuran Peta


Pengukuran peta memiliki 2 macam cara, seperti:


  • Mengukur jarak dengan skala. misalnya : Peta Gunungkidul 1 : 200.000, jarak Wonosari – Rongkop 12,5 cm. berapa jarak sebenarnya ?

  • Menentukan Arah, dalam menentukan arah di lapangan berdasarkan kompas, maka harus menggunakan Arah Utara Magnetis. Ada 2 cara yaitu :



  1. Bearing, sudut bearing adalah sudut arah diukur dengan garis pangkal utara atau selatan yang memotong arah Barat atau Timur sebesar 0º sampai 90º.

  2. Azimuth, sudut azimuth adalah sudut diukur mulai dari utara searah jarum jam sebesar 0º sampai 360º.





Mengukur Kemiringan Lereng


Berikut merupakan cara mengukur kemiringan lereng, yakni:


( T*57,3º ) / A

Dimana :

T = Tinggi Nisbi / Jarak secara Vertikal

A = Jarak alas / jarak secara mendatar / horisontal (diperoleh dari jarak alas x skala)

57,3º = angka konstanta




Cara menentukan Lokasi


Berikut merupakan cara menentukan lokasi, sebagai berikut:




  • Dengan garis parallel dan meridian, misalnya : kata Wonosari terletak pada : 111º.00’.00” BT dan 07º.50’.00” LS.

  • Mempergunakan jarak dan arah, misalnya : Titik A mempunyai Azimut 45º dari persimpangan jalan dan jaraknya 500 m.





Klasifikasi Data, Tabulasi, dan Membuat Grafik


Berikut merupakan cara klasifikasi data, melakukan tabulasi, dan membuat grafik, seperti:


Klasifikasi Data


Klasifikasi data adalah menggolongkan memilah atau mengatur data menurut kelas, jenis, besar, banyak atau berdasarkan data yang ada.




Tabulasi


Tabulasi adalah mengatur atau menyusun data dalam sebuah daftar.




Grafik atau Diagram


grafik atau diagram adalah gambaran atau lukisan mengenai perkembangan / kemampuan suatu gejala atau peristiwa. Unsur yang diperlukan membuat grafik yaitu : Kuantitatif (jumlah) data frekwensi dan distribusi. Berikut merupakan macam macam grafik :


  1. Grafik Histogram atau Bar diagram atau Grafik batang : yaitu grafik yang berbentuk segi empat.

  2. Grafik Poligon atau Poligon Frekwensi atau Grafik garis yaitu grafik yang dibuat dengan menghubungkan titik tengah tiap interval kelas secara berturut-turut.

  3. Grafik Coin atau Pie Chart atau Grafik Lingkaran yaitu grafik menyerupai lingkaran menjadi beberapa bagian.

  4. Grafik Ogive atau Frekwensi meningkat yaitu grafik yang hanya digunakan oleh perancang mode.





Menentukan Skala faktor untuk memperbesar peta dengan Pantograf.


Berikut merupakan cara menentukan skala faktor untuk memperbesar dengan pantograf, dengan cara:


( m*500 ) / M

Dimana:

m   =  Peta Asli

M  =  Perbesaran peta



Sekian artikel mengenai Pengertian Proyeksi dan Macam-macam Proyeksi dan Rumus Skala. dijelaskan secara detail mengenai pengertian proyeksi peta, macam macam proyeksi peta, memperbesar dan memperkecil peta, menentukan skala peta, melakukan pengukuran peta, dan cara menentukan klasifikasi data, dan sebagainya pada artikel diatas. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kekritisan anda semuanya.










Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم