Sejarah mengatakan bahwa suatu ketika nabi ibrahim ibrahim bermimpi untuk mengorbankan yaitu ismail yang gres berusia 7 tahun menurut sebagian pendapat 13 tahun yang bertepatan dengan hari tarwiyah tanggal 8 dzulhijah , tetapi datangnya mimpi tersebut menjadikan keraguan apakah benar-benar perintah allah atau dari syetan , di hari selanjutnya beliaupun bermimpi yang sama yaitu pada tanggal 9 dzulhijjah dan waktu tersebut bertepatan ketika dia berada di arafah maka di sebut lah hari arafah.
Di malam ketiga mimpi lagi yang sama dengan sebelumnya , maka nabi ibrahimpun yakin bahwa ini dari allah swt dan keesokan harinya dia pun bertekad melakukan nazarnya , maka hari tersebut pun di sebut dengan hari menyembelih kurban atau yaumun nahr. Yang mana ketika tersebut nabi ismail alaihi salam akan di sembelih oleh ayahnya nabi ibrahim berdasarkan perintah dari allah swt , tetapi ketika akan di laksanakan allah swt mengirimkan seekor qibas sebagai penggantinya dan dongeng ini terdapat dalam sebuah ayat al-quran surat Ash-Shaaffaat ayat 102 – 109 yang berbunyi sebagai berikut :
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاء الْمُبِينُ
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ
سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
Artinya : Maka tatkala anak itu hingga (pada umur sanggup) berusaha gotong royong Ibrahim , Ibrahim berkata: “Hai anakku sebenarnya gue melihat dalam mimpi bahwa gue menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku , kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Tuhan kau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya) , (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim ,
sebenarnya kau telah membenarkan mimpi itu” , sebenarnya demikianlah Kami memberi akhir kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian ,
(yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”.
Dalam Satu dongeng ini telah tumbuh banyak sekali syariat islam yang kemudian di anjurkan untuk di laksanakan oleh umat nabi muhammad saw di antaranya puasa puasa tarwiyah , arafah dan ibadah qurban. Jika meneliti lebih lanjut lagi wacana dongeng nabi ibrahim , ismail dan siti hajar ini banyak hal-hal yang tidak lepas darinya tersebut ibarat halnya terbentuknya ka'bah , keluarnya air jam-jam , serta ibadah haji dan yang lainnya. Kesemuanya tersebut membuat kota makah menjadi suatu negara besar dengan banyak di padati para pendudk serta di kenal di seluruh dunia.
Jika kita mampu menyikapinya dengan baik , banyak sekali pembelajaran penting dan idul adha yang mampu di amalkan dalam kehidupan sehari-hari ibarat halnya kesabaran seorang nabi yang begitu tinggi , keimanan yang luar biasa serta pengabdian seorang hamba terhadap rabbnya yang tiada bandingnya. Sebab siapa pun orangnya kalau jaman sekarang tidak mungkin akan berani mengorbankan anaknya dengan tulus meskipun itu ialah perintah bahkan mampu di bilang satu dari seribu yang mampu melaksanakannya.
Selain itu menjadi suatu pembelajaran yang sangat bearti bahwa ketika kita mempunyai harta sebanyak dan seberharga apapun itu barang jangan hingga lupa akan zakat , shadaqah dan saling membuatkan antar insan , sebab itu merupakan perintah , sebagai mana nabi ibrahim mengorbankan sasuatu yang paling berharga yaitu anak tercintanya. Perlu kita ingat semua yang ada di dunia ini milik dan titipan allah termasuk diri ini , lalu apa yang di sayang kan demi menjalankan perintahnya toh yang di berikanpun bukan milik kita , materi menurut sebagian keterangan barang siapa yang mengshadaqahkan atau mengorbankan barang barang yang dia cintai dan di anggap paling berharga dengan tulus demi berkembangnya nya syariat islam dan menjalankan peritah allah maka akan di ganti dengan yang lebih berharga lagi , bahkan dia akan termasuk orang-orang yang beruntung.
Maka dengan begitu jangan hingga datangnya hari-hari yang bersejarah ini hanya berlalu begitu saja tanpa mengambil makna idul adha yang mampu di terapkan untuk kemajuan hidup sehari-hari. Karena kalau kita mampu mengamalkannya meskipun hanya satu saja misalnya puasa idul adha yaitu arafah dan tarwiyah di pastikan akan termasuk mereka-mereka yang beruntung. Di tamat kata mudah-mudahan semua pembahasan ini , meskipun hanya sekilas saja , mudah-mudah mampu membawa manfaat yang besar.