Menyambut
Lailatul Qadr di Akhir Ramadhan
Menyambut
Lailatul Qadr di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini begitu terasa.
Masjid-masjid terlihat makmur dengan riuhnya ibadah para jamaah. Sebagian dari
mereka bahkan meluangkan waktu khusus untuk beri’tikaf. Secercah harapa bisa
mendapatkan karunia lailatul qadr pada salah satu malamnya.
Lailatul Qadr merupakan
sebuah moment yang sangat istimewa, bahkan di dalam Al Quran disebutkan bahwa Lailatul
Qadr itu lebih baik dari pada seribu bulan. Lantas bagaimana kita tahu bahwa
telah mendapat Lailatul Qadr, dan apa tandanya? Dalam beberapa hadist
Rasulullah SAW telah menjelaskan mengenai hal ini, seperti adanya tanda-tanda
alam serta kondisi suasananya. Sehingga kita tahu bahwa Lailatul Qadr
telah turun pada malam itu.
Lailatul Qadr Sekedar Pertanda?
Bagi sebagian
orang mungkin mengharap mendapat lailatul Qadr hanya sebatas menunggu sebuah
tanda. Tanda dari Allah SWT, berupa pertanda alam, kasyaf, mimpi yang baik atau
pertanda lainnya. Apakah hanya sebatas itu? Dan apa dampaknya bagi kehidupan
kita jika mendapat tanda tersebut? Entahlah, mungkin yang sudah mendapatkan,
bisa merasakannya.
Mendapat Lailatul
Qadr Bisa Kapan Saja
Bagi saya
lailatul Qadr tidak hanya sekedar mengharap tanda, tanda yang datang hanya pada
sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Karena mungkin tidak semua orang mendapat
karunia lailatul Qadr di bulan ramadhan ini. Nah, yang jadi pertanyaan, Apa
masih mungkin kita mendapat lailatul Qadr di bulan lain? Kenapa tidak, berikut
jawabannya:
Lailatul Qadr,
itulah Usia Kita (Seribu Bulan = 84 Tahun)
Seribu bulan
jika kita padatkan dalam nilai tahun maka menjadi 83 tahun 4 bulan atau jika dibulatkan
menjadi 84 tahun. Jika kita perhatikan, 84 tahun sama dengan rata-rata usia manusia,
meskipun bisa kurang atau lebih.
Selama 84 tahun
manusia hidup, ada yang hidup di jalan yang benar, tapi tidak sedikit yang
terjerumus dalam jurang keburukan. Tentu sangat rugi jika hidup kita tidak
mendapat akhir hayat yang baik atau khusnul khotimah.
Lailatul Qadr
adalah Hidayah
Jika melihat
fakta tersebut, mungkinkah bahwa Lailatul Qadr yang sebenarnya adalah sebuah
kesempatan bagi kita mendapat hidayah? Yaitu hidayah dimana kita mau melakukan
perubahan untuk menjadi lebih baik. Dan ini bisa kita dapatkan kapan saja,
sepanjang hidup kita, yaitu 84 tahun atau seribu bulan.
Sedangkan orang
yang tidak mendapat Lailatul Qadr adalah mereka yang sepanjang hidupnya, yaitu 84
tahun atau seribu bulan tidak pernah sekalipun mendapat hidayah.
Jadi meskipun
nantinya bulan Ramadhan telah lewat, bukan tidak mungkin kita mendapat karunia
lailatul qadr. Tentunya dengan tidak menafikan, bahwa kesempatan terbesar
mendapat lailatul qadr adalah di bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh hari
terakhir ini.
Merekondisi
Diri di Bulan Ramadhan
Kita sudah
melewati sepuluh hari pertama dengan limpahan rahmat Nya, dan mendapat ampunan
Nya pada sepuluh hari kedua. Sepuluh hari terakhirpun akan segera kita lewati,
sambil berharap benar-benar telah terbebas dari jurang api neraka.
Ramadhan
menjadi momen istimewa bagi perkembangan rohani, sebagai garansi perbaikan dan
pembenahan hidup. Bulan Ramadhan laksana mesin pendaur ulang, mendaur ulang
kehidupan kotor kita menjadi suci lagi. Diri kita ditempa dengan amal ibadah,
jiwa kita dibentuk menjadi insan Rabbani yang lebih baik. Semoga setahun
ke depan tetap istiqomah
Bacaan ketika mendapatkan Lailatul Qadr:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku”
(HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad.
Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)