Sebagian besar manusia melakukan travelling.
Dengan travelling, kita dapat melakukan transaksi bisnis, mengenal
sebagian daerah yang belum dikenal serta menjadikan momen tersendiri untuk
hidup. Sebagian orang memanfaatkan travelling untuk mencicipi
makanan khas, ataupun tradisi atau kultur yang berbeda. Namun bagaimana jika
jarak antar benua membutuhkan waktu yang tak singkat? Untuk menjawab itu semua,
saat ini para ilmuwan sedang mengerjakan proyek Gravity Train, yakni kereta api
yang memanfaatkan daya gravitasi untuk sampai ke benua lain dengan waktu hanya
42 menit, dengan kata lain ribuan kilometer hanya ditempuh
dengan waktu 42 menit. Dikutip dari sumber Discovery Channel, saat ini para
ilmuwan dunia sedang melakukan penelitian yang berkelanjutan, supaya
Gravity Train ini suatu saat dapat terwujud.
Dalam sebuah klipnya
di Discovery Channel, seorang Professor fisika dari City College Of New York, Michio Kaku menjelaskan, penemuan ini didasarkan
dari bola basket yang dilemparkan kebawah dari ketinggian beberapa meter.
Hasilnya, sangat cepat bola basket itu meluncur kebawah. Hal ini dikarenakan
gravitasi bumi. Sama halnya dengan bola basket, kereta api masa depan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi bumi melalui tunel yang dibuat membelah perut bumi.
Lanjutnya, dirinya
menjelaskan untuk membuat jalur kereta api sangat dibutuhkan pengerjaan yang
rumit, karena untuk mengebor dan melewati perut bumi, kita harus mengevakuasi
udara di pusat bumi yang panasnya diperkirakan mencapai 10.000 derajat Farenheit.
Namun kendala- kendala tersebut bukan menjadi penghalang untuk para ilmuwan
yang sedang mengadakan inovasi berkelanjutan.
Penulis membayangkan
jika penemuan tersebut berhasil, maka manusia di seluruh penjuru dunia dapat
makan siang di belahan bumi lain dengan waktu 42 menit, berpariwisata dari
Indonesia menuju pegunungan terindah di dunia : Alaska, atau ke
studio Abbey Road, dimana musisi dunia melakukan rekaman. Itu semua hanya membutuhkan waktu kurang lebih 42 menit.
Luar biasa dan pasti sangat ditunggu.