Iman Perlu diuji, Apa Kata Ki Enthus
Bulan Ramadhan menjadi sebuah ruang
dengan atmosfer penuh partikel kebaikan. Daya tariknya menjadikan orang yang
berpuasa memiliki kecenderungan untuk selalu mengamalkan kebaikan. Tetapi
berbanding terbalik dengan tayangan televisi awal bulan
Ramadhan ini, kita disuguhi berita yang mengundang keprihatinan. Sebuah sikap intoleransi dan anti sosial dipertontonkan dengan vulgar oleh sekelompok orang. Miris sekali, karena hal ini terjadi di bulan puasa, bulan penuh hikmah yang semestinya menumbuhkan kepekaan dan rasa cinta kasih kepada sesama. Nilai-nilai puasa yang luhur seolah sirna begitu saja.
Ramadhan ini, kita disuguhi berita yang mengundang keprihatinan. Sebuah sikap intoleransi dan anti sosial dipertontonkan dengan vulgar oleh sekelompok orang. Miris sekali, karena hal ini terjadi di bulan puasa, bulan penuh hikmah yang semestinya menumbuhkan kepekaan dan rasa cinta kasih kepada sesama. Nilai-nilai puasa yang luhur seolah sirna begitu saja.
Amar ma’ruf nahi munkar adalah sebuah
keniscayaan. Mengajak orang berbuat baik sangat dianjurkan dan mencegah orang
berbuat buruk tegas diperintahkan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW menjadi uswah
khasanah atau contoh suri tauladan terbaik dalam hal ini. Apa yang beliau SAW
teladankan selalu dengan hikmah, tidak pernah ada pemaksaan apalagi kekerasan
dan anarkisme.
Menganjurkan orang berbuat baik dan
mencegah orang dari berbuat buruk, harus dilakukan dengan cara-cara yang baik
pula. Jika niat baik tetapi dilakukan dengan cara yang buruk apa jadinya? Bukan
tidak mungkin kejadian di Kendal bisa terulang lagi. Tidak hanya meninggalkan
kerugian harta benda, bahkan menghilangkan nyawa.
Berita lain juga tidak lebih
memprihatinkan hati saya sebagai umat muslim. Warung-warung makan dibeberapa
tempat dirazia, hanya karena buka di siang hari. Memangnya kenapa jika buka di siang
hari, ada yang salah? Penduduk Indonesia bukan orang Islam semua, diantaranya
ada yang tidak berpuasa dan membutuhkan warung-warung yang buka di siang hari.
Pemilik warung juga butuh hidup, warung menjadi sumber penghidupan mereka.
Bagaimana mereka bisa hidup jika sumber penghidupannya ditutup?
Bagi saya amal kebaikan terasa kurang
berbobot nilainya jika tidak ada tantangan. Seperti orang baru dikatakan sabar
jika dia bisa menahan diri ketika diajak bertengkar, atau orang dikatakan
memiliki iman dan bisa menahan hawa nafsu jika ada yang menggodanya. Seperti
yang di bilang Susmono, tokoh wayang golek yang diperagakan oleh Ki Enthus:
Jere bapane
inyong kue ngomong: “Susmono... sing
arane iman kue, nang njerone kamar karo wong wadon sing mblowes, sing udu
bojone, udu anake, kue nangkono...”
Orang kelaparan karena tidak ada
makanan itu biasa, sebaliknya menahan lapar ditengah-tengah makanan berlimpah
baru luar biasa. Meskipun begitu, menghormati orang berpuasa juga harus
dilakukan sebagai bentuk tenggang rasa. Memasang tirai di tiap-tiap warung yang
buka di siang hari bisa menjadi solusi, sehingga tidak ada yang merasa
dirugikan. Terpenting kita bisa saling menghargai, baik yang berpuasa maupun
yang tidak berpuasa. Semoga Ramadhan tahun ini bisa lebih beberkah dan penuh
cinta kasih.