‘Idul Adha; Meraih Spirit Dzibhin ‘Adhiim

‘Idul Adha merupakan perayaan untuk mengingat kembali peristiwa besar yang pernah terjadi sekitar 4000 atau 4500 tahun yang telah silam, untuk menegakkan standar baru dalam pengorbanan melalui dua orang pilihan Tuhan. Allah swt ingin menegakkan contoh tauladan sebuah dzibhin ‘adhiim atau penyembelihan agung, yang nilainya jauh lebih luhur dari sekedar memotong leher manusia.
Pengorbanan agung yang pernah dicontohkan oleh mereka,  terus dilestarikan oleh umat Nabi Muhammad saw. Para pengikut beliau saw setiap waktu senantiasa menegakkan standar baru dalam pengorbanan. Dapat disaksikan dengan mata kita dalam tarikh, bahwa beraneka ragam pengorbanan telah berjalan terus-menerus. Contoh tauladan pengorbanan layaknya sebuah perlombaan, para sahabat Rosulullah saw berusaha menjadi yang terdepan dalam pengorbanan. Sehingga Allah swt  menganugerahkan radhiallahu ‘anhum sebagai penghormatan kepada mereka.

Jika sekarang ingin melanjutkan mata rantai pengurbanan yang telah dirintis oleh Hazrat Ibrahim as dan Hazrat Ismail as, dengan mewariskan tauladan martabat dzibhin adhiim yang telah menjadi standar bagi segala jenis pengorbanan, maka kita harus menjadi sosok terdepan dalam menyongsong usaha demi kemajuan Islam. Spirit dzibhin ‘adhiim ini selaras dengan firman Allah swt:

قُلۡ  اِنَّ صَلَاتِیۡ  وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ   لِلّٰہِ   رَبِّ  الۡعٰلَمِیۡنَ
Katakanlah, Sesungguhnya shalatku,ibadah (pengorbanan)ku, kehidupanku dan matiku hanyalah untuk  Allah  Tuhan semesta alam.” (Al-An’am:162).

Kita harus mengikuti langkah kehidupan sesuai dengan contoh tauladan Rasulullah saw, karena kini contoh tauladan  Rasul inilah yang akan menegakkan kwalitas pengurbanan dan mutu ibadah bagi kita. Bahkan kwalitas setiap akhlak, kwalitas setiap amal saleh semuanya terdapat didalam uswah hasanah Rasulullah saw.
Jadi, standar kesetiaan, kesabaran dan pengorbanan telah ditegakkan oleh Hazrat Ibrahim a.s. dan Hadhrat Ismail a.s., dan puncaknya berakhir pada wujud Hazrat Muhammad Mustafa saw.
Melalui pengaruh spirit inilah, standar tinggi ribuan Ismail-Ismail telah lahir dikalangan para sahabat Rasulullah saw. Yang demi meninggikan nama Allah swt, demi membela dan mempertahankan Islam, demi tegaknya ajaran Hazrat Rasululah saw diatas dunia, mereka telah menyerahkan leher-leher mereka  untuk disembelih. Dan hasilnya disebabkan oleh kesetiaan dan kesabaran mereka itu, Allah swt telah menganugerahkan kepada mereka gelar radhiyallahu ‘anhum.

Jutaan hewan kurban disembelih pada hari ini, ada pelajaran yang luar biasa saat menyaksikan hewan ini dikurbankan. Tanpa daya mereka menyerahkan lehernya untuk disembelih, tidak perduli lagi dagingnya dipotong-potong dan tulangnya dipatahkan. Pengorbanan mereka tidak sia-sia, karena manusia sebagai tuannya gembira memperoleh manfaat dari dagingnya. Maka dari itu kita juga harus berani menyembelih nafsu kebinatangan yang selalu membayangi dan sering memberikan pengaruh negatif serta melunturkan ghairat cinta kepada Sang Khalik. Sehingga nafsu duniawi tidak berdaya lagi. Seperti itulah mestinya kita, berani meraih spirit dzibhin ‘adhim dan  selanjutnya berharap Allah swt meridhoi amal ibadah dan pengorbanan kita.

Semoga dengan Idul Adha ini, dapat memperbaharui spirit dzibhin ‘adhiim orang-orang mukmin, untuk mempersembahkan pengorbanan sesuai standar yang telah dicontohkan oleh yang mulia Nabi Muhammad Mustofa saw dalam setiap seginya, aamiin.

Baca Juga:

Pustaka:
-Khutbah Idul Adha Khalifatul Masih V 17/10/2010
-The Holy Quran, Hz. Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad
-Al Quran dan terjemah Depag RI

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم