LRT: Teknologi Kereta Api Ringan Tanpa Pengemudi
LRT, singkatan dari Light Rail Transit atau dalam Bahasa Indonesia disebut Kereta Api Ringan, telah menjadi bagian penting dari sistem transportasi di wilayah Jabodetabek. Proyek LRT Jabodebek merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang dijalankan oleh Kementerian Perhubungan, dengan dukungan dari berbagai kementerian, pemerintah daerah, dan elemen masyarakat, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017. LRT Jabodebek memainkan peran kunci dalam mendukung mobilitas masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang dikenal sebagai Jabodetabek.
Salah satu aspek yang menarik dari LRT adalah teknologi canggih yang digunakan dalam operasinya. Artikel ini akan menjelaskan beberapa teknologi yang menjadi tulang punggung LRT Jabodebek.
Light Rail Transit |
1. CBTC GoA Level 3
LRT Jabodebek menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3. Sistem CBTC adalah sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi yang memungkinkan kereta untuk dioperasikan secara otomatis dan menjadwalkan perjalanan secara otomatis. Sistem ini juga dapat diawasi secara otomatis dari pusat kendali operasi atau Operation Control Center (OCC). Grade of Automation level 3 (GoA3) adalah tingkat otomasi operasional di mana kereta dapat dioperasikan tanpa masinis, namun masih ada petugas operasional di dalam kereta untuk mengatasi situasi darurat dan melayani penumpang. Petugas ini disebut Train Attendant.
2. Automatic Train Protection (ATP)
Dalam hal keselamatan, LRT Jabodebek dilengkapi dengan Automatic Train Protection (ATP) serta Interlocking & Zone Controller. ATP memastikan perlindungan dari kecepatan berlebihan dan sistem pengereman yang handal. Interlocking & Zone Controller memastikan pembentukan rute yang benar dan mengatur otorisasi kontrol operasional LRT.
3. Anti Derailment
LRT Jabodetabek menggunakan U Shaped Girder sebagai sistem pencegah keluar jalur atau tergelincir. Teknologi rel ini berfungsi sebagai penghalang agar kereta tidak keluar dari jalur. Selain itu, desain rel ini juga membantu mengurangi polusi suara saat kereta berjalan.
4. Sandwich Panel
Salah satu inovasi yang unik dari LRT Jabodebek adalah penggunaan Sandwich Panel sebagai bahan konstruksi. Panel ini memiliki lapisan logam yang digunakan untuk menghubungkan bangunan. Kelebihan dari penggunaan sandwich panel adalah kemampuannya dalam memberikan keamanan ekologis dan kebersihan bagi manusia. Panel ini juga memiliki kemampuan meredam suhu, suara, dan panas tanpa memerlukan penyelesaian tambahan.
Dengan berbagai teknologi canggih ini, LRT Jabodetabek yang terdiri dari enam kereta dapat mengangkut maksimal 1.308 penumpang dengan kecepatan maksimal 80 km/jam. Ini adalah terobosan yang memudahkan mobilitas masyarakat dan membantu mengurangi kemacetan di wilayah Jabodetabek. Jadi, jika Anda belum mencoba naik LRT Jabodetabek, sekarang adalah saat yang tepat untuk mencoba teknologi kereta api ringan yang canggih ini. Selamat menikmati perjalanan Anda!