Modus Penipuan Mengaku dari Telkom

Modus Penipuan Mengaku dari Telkom – Hari ini telepon rumah berdering lagi, pada jam tidur siang seperti
kemarin. Saya angkat telepon dan diam, berkonsentrasi pada pendengaran. Terdengar
suara seperti suara perempuan operator mesin yang berkata, “Nomor Anda akan
diblokir.” Buru-buru saya letakkan gagang. Fix, ini penipu yang kemarin.



Kemarin saya sempat
berbincang lama karena sempat mengira telepon penting. Soalnya kan jarang yang
menelepon ke telepon rumah. Sekalinya ada yang menelepon, biasanya penting.
Selain pihak PT. Telkom, tidak banyak yang mengetahui nomor telepon rumah kami.



Modus Penipuan

Kemarin, telepon rumah
berbunyi pas usai saya shalat zuhur. Saya pikir ada yang menelepon ke HP
tapi karena HP
saya sedang mode pesawat, teleponnya tak masuk. Saya cek HP, tak ada notifikasi
telepon sama sekali.

Saya angkat telepon.
Terdengar suara perempuan, ala operator mesin. “Nomor Anda akan diblokir,”
katanya. Lalu dia menginstruksikan untuk menekan nomor 9 – saya lupa untuk apa,
kesannya untuk mengetahui lebih jelas atau untuk menyelesaikan masalah ini.



 



Dibikin
Bingung Dulu, Lalu Dibikin Panik



 



Sesaat saya bingung,
kenapa hendak diblokir lha saya sudah bayar layanan IndiHome
tepat waktu. Nomor telepon rumah terkait dengan nomor IndiHome dan saya sudah
bayar untuk bulan lalu. Untuk bulan ini waktu pembayaran masih panjang jadi seharusnya
belum ada masalah.



Saya menekan tombol angka
9. Suara operator mesin itu mengatakan, “Anda akan dihubungkan dengan polisi.” Lho
lho … apa ini?



Seketika saya letakkan
gagang telepon
di posisinya dengan bingung tetapi dari speaker terdengar suara
seseorang mengucapkan “HALO”. Dia mengucapkan kata-kata layaknya customer
service
.



Saya bagaikan orang yang merasa
tertangkap basah. Merasa harus mengangkat gagang telepon dan berbicara kepada
perempuan di ujung sana. Saya mengatakan padanya bahwa tadi saya menerima
telepon yang menyatakan nomor saya akan diblokir. Perempuan itu menanyakan nama
saya … di sini kesalahan saya – saya menyebutkan bahkan mengejakan nama
lengkap saya!



Perempuan itu mengatakan
akan mengecek dulu nama dan nomor saya. Sesaat kemudian dia berbicara dan
mengatakan bahwa data saya telah dipergunakan orang untuk memasang nomor
telepon dengan kode area Surabaya yang diawali dengan angka 031, yaitu nomor
0313542609. Saya bingung dong, saya kan di Makassar, kenapa dia
menyebut nomor 031.

Penipu mengaku dari Telkom



“Tapi saya di Makassar, Mbak!”
ujar saya.



“Iya, tapi nomor Ibu
dikaitkan dengan nomor telepon yang menunggak itu.”



“Nomor yang ini juga mau
diblokir?”



“Iya, karena penunggakan
itu terkait dengan nomor Ibu.”



Sebenarnya saya merasa
aneh dengan “keterkaitan nomor itu” tapi saya belum menyadari kalau ini sebuah
modus penipuan. Masih mengira orang dari Telkom beneran yang menghubungi.



“Kami sarankan Ibu melapor
ke polisi karena data Ibu sudah digunakan. Ibu pernah memberikan data Ibu
kepada saudara Ibu di Surabaya?”



Saya mulai panik.



“Tidak ada adik saya di
Surabaya. Yang satu di Jakarta, yang satunya di kabupaten lain di Sulawesi
Selatan,” begonya saya, malah memberikan data baru kepada penipu.



Saya masih berpikir dia
benar karena data saya pernah dipergunakan sales kartu kredit dan
asuransi. Bisa jadi ada yang menggunakannya untuk hal lain, saya tak tahu.



Duh, saya mikir ribetnya
melapor ke kepolisian. Mana suami sedang tidak ada di rumah. Saya menyadari
kepanikan yang menyerang namun masih berupaya berpikir logis.



“Ibu ada kertas dan
pulpen? Saya sebutkan data kami.”



“Tidak ada. Bisa saya
ambil dulu kertas dan pulpen?”



“Silakan, Bu.”



Ketika komunikasi
terhubung kembali, perempuan itu menyebutkan data yang katanya ada pada mereka:



Nama pendaftar:
Mugniar Marakarma.



Tanggal pendaftaran:
26 Maret 2022.



Alamat pendaftar:
jalan kembang Jepun Nomor 38-40 Surabaya.



No telepon:
0313542609



Bank & nomor
rekening: Permata Bank, no rek: 5437760891111



Sudah melakukan penunggakan selama dua bulan dengan tagihan sebesar
Rp2.783.460.



Glek … 2 juta rupiah!
Terbayangkan kondisi terburuk jika harus membayar tagihan yang tidak pernah
saya lakukan. Tiba-tiba saja saya berutang gara-gara orang lain? Oh .. tidaaak.



Sembari mendengarkan
perempuan itu bicara, otak saya berputar terus. Saya akan menelepon teman yang
bekerja di PT. Telkom setelah berbicara dengan orang ini. Barangkali saja ini
sebuah kesalahan atau sebuah … penipuan!



 



Modus
Penipuan Mengaku dari Telkom Terbongkar!



 



Masuk kepada “babak baru”
obrolan. Di sini saya merasa yakin perempuan ini bagian dari komplotan penipu.
Di bagian inilah hal yang paling tidak masuk akal dia kemukakan. Namanya penipu
ya, agar total penipuannya, sederetan kebohongan dia hajar terus.



“Ibu, kami dari Telkom
ingin membantu Ibu,” kalimat ini berkali-kali dia katakan.



“Kami akan menghubungkan
Ibu dengan polisi,” dia mengatakan lagi.



“Polisi?” saya mengucapkan
ini dengan heran. Rasanya aneh sekali. Apa urusannya customer care dari
Telkom Group menghubungkan pelanggan melalui telepon dengan polisi? Heh,
saya tidak bego untuk mempercayai hal ini.
Saya yakin tidak ada prosedur
resmi di mana pun, ada layanan publik yang langsung menghubungkan customer dengan
polisi!



“Iya, tidak apa-apa. Kami dari
Telkom ingin membantu Ibu. Nanti Ibu tinggal menceritakan kronologinya saja,”
ucap perempuan itu, masih dengan nada yakin.



Saya bisa menebak, jika
saya meladeni berbicara dengan polisi yang dia maksud maka saya akan dituntun
untuk melakukan instruksi semacam mentransfer uang ke sebuah rekening.



Cukup wahai penipu. Ini harus
diakhiri!



“Cukup, ya. Informasinya
cukup sampai di sini. Maaf, saya ada pekerjaan yang harus saya kerjakan
sekarang. Saya tidak bisa!” saya memantapkan diri sembari mengembalikan posisi
gagang telepon di tempatnya semula.



Fix, ya, kalian itu
penipu. Saya sebenarnya cukup akrab dengan Telkom dan tahu tidak ada prosedur
semacam itu dalam layanan Telkom.



Perkiraan bahwa mereka
penipu, saya konfirmasi dengan menghubungi Pak Shafwan, seorang kawan yang
bekerja di Telkom. Setelah menceritakan kronologi percakapan telepon dengan customer
service
abal-abal, teman saya menegaskan bahwa itu penipuan. Dia
menasihati, lain kali tidak usah diladeni kalau ada operator mesin yang
menghubungi seperti itu.



Teman saya juga mengatakan
bahwa prosedur resmi di customer care itu lebih dulu mengonfirmasi nama
pelanggan kepada pelanggan. Bukannya seperti dalam kasus ini, di mana dia
seolah-olah mengonfirmasi padahal saya yang menyebutkan nama lengkap saya lebih
dulu.



Siang ini, penipu itu
masih berupaya lagi ternyata. Saat saya angkat, terdengar kembali suara
operator mesin yang mengatakan bahwa nomor kami akan diblokir. Ish, mana
saya percaya lagi? Dua hari berturut-turut mengancam hendak memblokir nomor
Telkom kami? Yang benar saja!



Makassar,
3 Oktober 2022

Update 2 Januari 2023

  • Tidak menyangka tulisan ini banyak sekali yang baca dan menanggapi. Jelang tanggal 3 Januari (3 bulan setelah tayang), tulisan ini sudah dibuka sebanyak 30.000 kali. Terima kasih kepada para pembaca, terima kasih juga kepada yang sudah berkomentar di kolom komentar di bawah ini.
  • Tulisan ini tayang 3 Oktober 2022. Di akun Instagram @indihomecare pada tanggal 7 Oktober 2022 ditayangkan postingan yang meminta pengguna layanan Telkom/IndiHome untuk mewaspadai penipuan dengan modus memblokir nomor. 

Modus penipuan
  • Ada juga modus penipuan yang sama persis dari incoming call bedasarkan telepon CallerID dengan nomor 620601773647109 (salah satu komentar di bawah). Komentator ini juga menginformasikan agar menggunakan pesawat telepon yang diperlengkapi dengan fitur CallerID.

Update 28 Februari 2023


Pernyataan resmi tentang modus penipuan ini sudah disampaikan oleh pihak manajemen Telkom Indonesia di media-media online besar seperti Kompas.com, Katadata.co.id, merdeka.com, detik.com, dll mulai 10 Januari 2023.
 
Berita Penipuan Modus Telkom Indonesia

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Previous Post Next Post