Naskah drama untuk persiapan lomba hut pramuka

            Seorang wanita muda dengan wajah malu-malu membawa sebuah resep ke apotik setelah dia periksa ke dokter. Obat-obat yang tercantum dalam resep adalah Zidovudine 300 mg dan Lamivudine 150 mg  masing-masing sebanyak 60 tablet dan Nevirafin 200 mg sebanyak 30 tablet. Wanita ini mengalami wabah covid 19, dia tertular melalui kontak pada tengah pergi kerja. Ternyata tidak sengaja dia melakukan kontak erat dengan temaanya saat henda sarapan di warung bubur depan rumahnya.

Apoteker menerima resep yang diberikan wanita ini dan meminta wanita ini untuk menunggu obatnya diracik. Setelah mengskrining resep, apoteker meminta asisten apoteker untuk menyiapkan obat. Setelah obat sudah siap apoteker melakukan penyerahan obat kepada pasien dan memberikan konseling.

Asisten apoteker         :  “Mbak Amel!!!”  

Pasien                          :  “iya, saya bu” sambil menghampiri asisten apoteker

Asisten Apoteker        :  “ini obatnya gratis karena termasuk dalam program pemerintah. Mbak mari ikut saya ke ruangan konseling untuk bertemu apotekernya”

 

*setting (di dalam ruang konseling)

Konseling dilakukan di ruangan apoteker karena konseling kepada pasien sebaiknya dilakukan ditempat yang nyaman dan kerahasiaan terjamin. Konseling dimulai dengan memperkenalkan diri dengan tujuan untuk memberikan keyakinan pada pasien bahwa pasien berkomunikasi dengan orang yang tepat.

Apoteker                     :  “ Selamat siang mbak, silahkan duduk”

(sambil menjabat tangan pasien)

Pasien                          :  “ Terima kasih bu”

Apoteker                     :  “Mbak, apa kabar?”

Pasien                          :  “Alhamdulillah baik bu”

Apoteker                     :  “Perkenalkan nama saya Rizka Maulina, saya seorang apoteker. Saya mengajak mbak kesini ingin menginformasikan tentang obat yang akan mbak terima. Sebelumnya saya mau tanya apakah ini dengan mbak Amel?

Pasien                          :  “Iya dengan saya sendiri”

Apoteker                     :  “Saya ingin memberikan konseling tentang obat yang akan mbak minum, apakah mbak Amel punya waktu ?”

Pasien                          :  “Iya, kebetulan saya lagi tidak sibuk karena libur kuliah”

Apoteker                     :  ”Owh mbak masih kuliah, udah semester berapa?”

Pasien                          :  “Baru masuk kuliah jurusan farmasi”

Apoteker                     :  “Berarti mbak sudah paham dengan obat-obat yang diresepkan dokter ini”

Pasien                          :  “Tidak terlalu mengerti karena saya baru masuk kuliah jadi belum paham tentang obat-obatan”

Apoteker                     :  “Owh begitu, saya memerlukan data-data mbak untuk dimasukkan dalam kartu konseling mulai dari nama, umur, berat badan,alamat,nomor telepon,status perkawinan (sudah menikah apa belum), kesuburan (sedang hamil atau ada program akan hamil), jenis obat yangsedang minum, silahkan ditulisi disini ya”

 

Pasien mengisi data-data dalam kartu konseling. Setelah pasien selesai menulis, apoteker kembali melakukan konseling.

Apoteker                     :  “Tadi dokter bilang apa tentang obat mbak?”

Pasien                          :  “Tadi dokter bilang saya di kasih obat buat meningkatkan imunitas tubuh. Saya sangat shock dan tidak bisa menerima, saya malu dikira orang wanita yang menerima aib karena terkena penyakit ini

Apoteker                     :  “Mbak yang sabar, tidak usah malu. Karena setiap penyakit pasti ada obatnya asal kita mau terus berikhtiar dan tawakal. Apa dokter atau perawat sudah memberitahukan cara penularannya dan cara pengobatannya?

Pasien                          :  “Dokter bilang virusdapat bertahan dalam tubuh selama 14 hari dan dalam kurun waktu tersebut dibutuhkan daya tahan tubuh yang kuat.

Apoteker                     :  ”Lalu apakah dokter menjelaskan cara minum obatnya seperti apa?”

Pasien                          :  “Tadi si dibilang ada dua obat yang diminum dua kali sehari dan satu obat sekali sehari dikasih buat sebulan.

Apoteker                     :  “Setelah minum obat ini, dokter bilang apa mengenai efek yang akan muncul? Atau harapan setelah minum obat ini gimana mbak?

Pasien                          :  “Yah, dokternya ga bilang apa-apa tu bu. Cuma buat mencegah infeksi lebih lanjut”

Apoteker                     :  “Oh ga bilang ya mbak. Sebelumnya apakah mbak juga sambil mengkonsumsi obat lain selain obat dari dokter ini?”

Pasien                          :  “ Tidak bu”

Apoteker                     :  “Okey jadi gini mbak, disini mbak di resepkan obat untuk pencegahan terjadi infeksi lebih lanjut, obat ini bukan untuk menyembuhkan penyakit tetapi hanya menekan virus dan obat ini harus diminum seumur hidup. Ada obat  Zidovudine dan Lamivudine diminum sehari 2 kali berarti di selang pemberiannya setiap 12 jam. Misalnya mbak sarapan dan makan makan malam jam 7 jadi minum obatnya jam 9 pagi dan malam. Nevirafin diminum sekali sehari saja pada pagi hari. Sebaiknya diminum 2 jam setelah makan karena obat akan lebih mudah diserap dan cepat menimbulkan efek. Cara penyimpanan obat ini sebaiknya disimpan d tempat yang kering, dan terlindung dari cahaya matahari langsung untuk menghindari kerusakan obat.

Apoteker                     :  “Bagaimana mbak, apakah sudah paham dengan penjelasan saya? Atau ada yang masih ingin ditanyakan?”

Pasien                          :  “Iya paham bu, cuma saya mau tanya bu, kalau saya lupa minum obat gimana dong?”

Apoteker                     :  “Iya, sebaiknya mbak minum obat ini secara teratur karena ini terapi jangka panjang dan diperlukan tingkat kepatuhan yang tinggi dalam penggunaan obat-obatan antiretroviral untuk mendapatkan keberhasilan terapi dan mencegah resistensi yang terjadi. Sebenarnya obat ini mahal, dan sekarang obat ini disubsidi oleh pemerintah. Jika obatnya sudah habis mbak dapat control lagi ke dokter dan mengambil obatnya di apotik ini lagi

Pasien                          :  “Iya bu saya akan mencoba untuk teratur meminum obat ini. Apa ada efek samping yang terjadi ketika minum obat ini bu?”

Apoteker                     :  “Memang obat ini efek sampingnya menyebabkan mual, muntah, diare, nyeri perut, lemah, anoreksia, ruam kulit  dan hepatotoksisitas, jika efek amping dirasakan sudah sangat mengganggu coba mbak  konsultasikan kembali kedokter, mungkin dokter akan punya pertimbangan lain, bisa diganti dengan obat lain atau ditambah obat lain untuk mengatasi keluhan mbak.”

Pasien                          :  “Ooo, gitu ya bu”

Apoteker                     :  “Apakah sudah jelas mbak? Atau ada yang ingin ditanyakan kembali?

Pasien                          :  “Pantangannya apa aja bu yang ga boleh dimakan untuk kondisi seperti saya?”

Apoteker                     :  “Ya sebaiknya makanan yang mesti dihindari, yaitu telur mentah, daging yang tidak dimasak matang, air yang tidak dimasak atau juice yang dibuat dengan air yang tidak dimasak, alkohol dan kopi, dan junk foods. Makanan yang dianjurkan diantaranya protein untuk pengembangan tubuh. Nutrisi ini terdapat pada semua produk hewani, ikan, produk susu, kacang, kacang tanah dan telur matang. Makanan lainnya adalah karbohidrat sebagai pemberi energi yang terdapat pada roti, sereal (jagung, millet, gandum, sorgum), nasi, mie, kentang, singkong, ketela, ubi jalar, pisang. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral berikan berbagai macam buah dan sayuran. Lemak atau minyak kelapa sawit, minyak sayur, gajih, margarin, dan mentega juga diperlukan.Mbak juga bisa konsultasi ke bagian ahli gizi”

Pasien                          :  “Ohh,  iya bu. Saya paham.”

Apoteker                     :  “Apakah  masih ada yang ingin dsampaikan lagi mengenai masalah obat ini mbak?”

Pasien                          :  “Tidak bu, saya sudah cukup paham”

Apoteker                     :  “Kalo sudah paham, coba mbak ulang kembali cara minum obat yang sudah saya jelaskan”

Pasien                          :  “Obat  Zidovudine dan Lamivudine diminum sehari 2 kali berarti di selang pemberiannya setiap 12 jam. Misalnya mbak sarapan dan makan makan malam jam 7 jadi minum obatnya jam 9 pagi dan malam. Nevirafin diminum sekali sehari saja pada pagi hari. Sebaiknya diminum 2 jam setelah makan karena obat akan lebih mudah diserap dan cepat menimbulkan efek. Cara penyimpanan obat ini sebaiknya disimpan d tempat yang kering, dan terlindung dari cahaya matahari langsung untuk menghindari kerusakan obat.

Apoteker                     :  “Iya sudah benar mbak, apa ada yang ingin ditanyakan kembali? Jika sudah cukup jelas saya akhiri saja konseling ini. Trimakasih atas waktunya, dan jangan lupa untuk mengambil obat ini lagi jika sudah habis”

(sambil menjabat tangan Pasien)

Pasien                          :  “Iya trimakasih bu”

(sambil melangkah keluar ruang konseling”

            Pasien meninggalkan ruangan konseling dengan membawa obat ditangannya. Hari ini mereka mendapatkan informasi yang lebih mengenai obat yang akan di konsumsinya. pun meninggalkan apotik menuju kembali ke rumah.

 

 

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Previous Post Next Post