Perkembangan Anak Usia Dini

 Oleh, Indra

  1. Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan merupakan proses yang yang teratur yang berkaitan denganreorganisasi perilaku dan perubahan kualitatif dalam diri seseorang. Perkembangan merupakan suatu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung terus menerus sejak konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami seseorang, individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik yang menyangkut aspek fisik maupun psikis ( Yusuf, 2001…. )

  1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antar bagian organisme (Fisik dn Psikis) dan bagian-bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang harmonis contoh, seperti kemauan berjalan anak, seiring dengan matangnya otot-otot kaki.

  2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkatkan dan mendalam sik(meluas) baik secara kualitatif (Fi) maupun kualitatif (Psikis) contohnya perubahan proporsi dan ukuran fisik anak, perubahan kemampuan anak.

  3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung secara beraturan dan berurutan. Perubahan tersebut tidak terjadi secara kebetulan atau meloncat-loncat. Contohnya untuk dapat berdiri seorang anak harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk dan merangkak.


Perkembangan memiliki prinsip-prinsp sebagai berikut :

  1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti

  2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

  3. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu

  4. Perkembangan terjadi pada tempat  yang berlainan 

  5. Setiap Fase perkembangan mempunyai ciri khas

  6. Setiap individu normal akan mengalami tahap / fase perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodesasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan biologis, didaktis, dan psikologis. 


2. Karakteristik Anak Usia Dini

Perkembangan anak usia PAUD yang terentang antara usia empat sampai enam tahun merupakan perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan, fisik, dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.

Ketika anak mencapai tahapan usia PAUD ( 3 sampai 6 tahun ), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki. Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia PAUD berbeda pada tahap mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan suatu untuk mewakili suatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.

Perkembangan fisik motorik pada anak usia PAUD telah nampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai keterampilan.

Perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Woolfolk (1995) membagi tahapan kognitif dlam empat tahapan, yaitu:   Sensori motor (0-2 tahun), Pra-operasional (2-7 tahun), Operasional Kongkrit (7-14 tahun) dan formal operasional (14 tahun-dewasa) secara ringkas Yusuf (2001:167) mengemukakan perkembangan kognitif anak usia prasekolah ebagai berikut:

  1. Mampu berpikir dan menggunakan symbol.

  2. Berpikirnya masih dibatasi oleh persepsi. Mereka  meyakini apa yang dilihatnya dan hanya terfokus pada satu dimensi terhadap satu objek dalam waktu yang sama. Cara berpikir mereka bersifat memusat.

  3. Berpikir masih kaku. Cara berpikirnya terfokus pada keadaan awal atau akhir suatu transformasi itu sendiri.

  4. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokan sesuatu atas dasar satu dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk, dan ukuran.

Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap emosi ini anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada usia PAUD adalah sebagai berikut:

  1. Takut yaitu perasaan terancam pada satu objek yang dianggap membahayakan

  2. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada objeknya

  3. Marah, yaitu perasaan tidak senang atau benci terhadap orang lain, diri sendiri maupun objek tertentu

  4. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang disayanginya

  5. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya

  6. Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian atau perlindungan pada orang lain

  7. Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutinya (irasional)

  8. Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal atau mengetahui tentang objek-objek disekitarnya

Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar anak bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang. Menurut Hurlock (1987) mengemukaan pada usia 2 sampai 6 tahun,anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang diluar rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerjasama dalam kegiatan bermain. Anak yang mengikuti pendidikan prasekolah melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan prasekolah. Melalui kegiatan yang dirancang oleh guru, mereka dipersiapkan lebih baik untuk melakukan partisifasi yang aktif dalam kelompok dibandingkan dengan anak-anak yang aktifitas sosialnya terbatas dengan anggota keluarga dan anak-anak dari lingkungan tetangga terdekat.

Perkembangan bahasa anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan bernyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebutkan nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata, belajar bahasa pada anak akan lebih mudah apabila mereka memiliki lingkungan yang baik serta memiliki stimulan yang tepat.


2.3. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa : orang tua artinya ayah dan ibu (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), hal. 99). 

Sedangkan menurut Miami M.Ed. dikemukakan bahwa : .orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya (Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, Sari Psikologi Terapan, (Jakarta :Rajawali Press,1982), hal. 8). 

Orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Salah satu tujuan dari pernikahan adalah untuk mendapat anak yang akan menjadi generasi penerus. 

Untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya di dalam mengembangkan dan bimbingan generasi penerus yang baik, sehat jasmani dan rohani maka perlu pola pemikiran yang terpadu antara suami istri atau orang tua yang berasal dari dua kutub yang berbeda, mereka harus saling mempunyai toleransi dan penyesuaian diri yang baik, sehingga kedua belah pihak saling melengkapi, bila masing-masing dapat menahan diri untuk tidak mementingkan diri sendiri, maka akan dapat tercipta suatu keluarga harmonis dan bahagia. Orang tua adalah figur dalam proses pembentukan kepribadian anak, sehingga diharapkan akan memberi arah, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hal-hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minm dan pakaian saja kepada anak- anaknya tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia dan berguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat bekembang secara optimal dan seimbang.

Dalam tatanan keluarga, orang tua ditempatkan pada kedudukanyang tinggi dan mulia. Kedudukan inilah yang menjadikan tanggung jawab dan kewajiban anggota keluarga menjadi tanggung jawabnya. Keluarga merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam kehidupan anak selain sekolah dan masyarakat. 

Keluarga juga sebagai sentral pendidikan dalam segala aspek, baik agama, pendidikan umum, sekaligus sebagai tempat untuk beribadah yang serempak untuk mengembangkan anak – anak agar lebih berpotensi dalam segala hal.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya selalu berusaha menciptakan keluarga yang rukun karena pendidikan anak dimulai dalam keluarga. Sedangkan sekolah dalam hal ini merupakan pendidikan lanjutan.

Selain itu tingkat pendidikan orang tua juga sangat menentukan hasil belajar anak. Dengan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi bisa memberikan pengetahuan, dan perhatian yang baik untuk pendidikan anak, dibandingkan keluarga yang tingkap pendidikannya rendah.

Jadi tingkat pendidikan orang tua memiliki hubungan yang positif dalam pembentukan karakter dan hasil belajar anak.  Dengan pengetahuan dan perhatian terhadap anak akan memberikan banyak motivasi belajar yang baik, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat.


Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Previous Post Next Post