KONSEP DASAR BERNYANYI DENGAN GERAKAN SERTA PERKEMBANGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK

 

  1. Bernyanyi dan Gerakan


  1. Pengertian Bernyanyi 

Bernyanyi adalah istilah lain dari music vocal, diguda bernyanyi merupaka medium music pertama yang dimiliki manusia dimasa lalu (Miller, 1991). Vocal berasal dari tubuh penyanyi dan bernyanyi merupakan gabungan dari kata-kata music. Jadi dapat dikatakan bahwa music vocal memiliki ekspresi natural, komunikasi langsung dan merupakan kehalusan dari gambaran perasaan/emosi dan music. 

Bernyanyi sebagai bagian dari music merupakan salah satu komponen yang dianggap mampu mengembangkan otak kanan manusia. Otak kanan bertugas mengkoordinasikan tugas yang bersifat emosional: artistic, intuitif maupun berfikir secara holistic sehingga anak berani mengemukakan tanggapannya. 

  1. Bernyanyi Pada Anak TK

Merupakan suatu bagian penting dalam pengemabangan diri anak. Guru disekolah TK harus mengarahkan anak didiknya bukan sebagai penyanyi., tetapi lebih bagaimana membuat anak-anaknya menjadi antusias dalam bernyanyi. Karena dalam bernyanyi anak-anak akan dapat mengekspresikan apa yang dirasakan, dipikirkan, diimpikan, secara pribadi dan melalui bernyanyilah mereka akan bersentuhan dengan sesuatu yang indah.

Dengan demikian ada dua hal yang perlu menjadi perhatian guru, yakni bagaimana memperkenalkan bernyanyi pada anak-anak, dan apa serta kapan mereka bernyanyi. Guru perlu mengetahui bagaimana karakteristik suara mereka, dan bagaimana dapat membantu anak mengembangkan kegiatan bernyanyi mereka menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. 

Anak usia TK belajar berbicara dan bernyanyi dengan cara meniru apa yang mereka dengar dan meresponnya dan mengekspresikannya dengan cara mereka masing-masing. Mungkin akan menemukan beberapa anak memiliki kemampuan lebih cepat belajar bernyanyi daripada belajar bidang kemampuan yang lain. Kelompok ini biasanya telah memiliki kesempatan lebih awal dan lebih luas bersentuhan dengan music. Mereka lebih mudah menangkap pelajaran lagu baru yang diberikan.

Beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan bernyanyi pada anak, sifat anak kesempatan mengekspresikan diri dalam pola-pola suara atau kesempatan mendengarkan dan berlatih bernyanyi, kepercayaan diri anak yang dibangun dari lingkungan anak yang sehat, dan materi suara anak.Factor-faktor yang mempengaruhi adalah sifat anak, kebutuhan anak untuk mengekspresikannya dalam pola-pola bunyi, kepercayaan anak yang dimiliki, lingkungan dan suara anak. Jika bernyanyi dianggap sebagai perluasan bicara, maka harus segera disadari bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara anak juga akan mempengaruhi kemampuan bernyanyi anak.



  1. Kegiatan Bernyanyi dengan Gerakan

Dra.Yusrafiddin, Eko Purnomo, S.Pd Pengaruh gerak berirama pada perkembangan anak usia dini, melalui peran gerak berirama diharapkan dapat mengantarkan anak pada pengembangan potensi yang ada pada diri mereka sejak dini. Karena pada usia ini merupakan usia yang tepat dalam pembentukan potensi yang ada pada diri mereka sejak dini.

Pengenalan gerak berirama pada anak sejak usia dini merupakan salah satu cara dalam mengetahui minat mereka dalam belajar tari. Memahami minat setiap anak dalam belajar tari sejak dini, akan memudahkan guru untuk mengembangkan minat tersebut. Minat anak sangat beragam dan tidak menetap pada usia tersebut. Ini disebabkan karena mereka masih ingin mencoba berbagai hal, dan karena mereka ingin mengetahui berbagai macam jenis kegiatan, dan sebaiknya guru lebih banyak memberi kegiatan yang sifatnya merangsang sifat anak.

Bertolak dari keragaman minat yang dimiliki oleh anak, sebaiknya tari anak disesuaikan dengan minat yang di inginkankannya. Dengan demikian, memudahkan guru untuk mendesain kegiatan tari sesuai dengan kebutuhan anak dan kegiatan tari akan sangat menyenangkan bagi anak. Oleh karenannya berbagai minat perlu dilatih terutama melalui pembelajaran tari, karena pembelajaran tari dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan kepada anak baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. 

  1. Pola Pengembangan Gerak

Pola Pengembangan Tari untuk ana usia dini sebaiknya bersumber pada gerak dasar kesehariian anak. Gerak keseharian itu mencakup gera berjalan,berlari,melompat,meloncat,berbaring, berguling-guling dan gera dasar menjadi gerak yang indah perlu diperhatian dengan baik karena pengembangan gerak tersebut, disamping menghasilan karya tari juga mengembangan kecerdasan anak.

  1. Pola Pengembangan Irama

Selain pola pengembangan tari pada AUD, juga perlu mengembangkan pola irama, irama dari tari adalah satu, pengembangan irama sebainya tidak hanya tertumpu pada hitungan atau ketukan semata ketika melakukan gerakan, tetapi harus mampu menjadi wahana mengembangkan kecerdasan dalam bidang gerak dan rasa irama AUD.

  1. Pola Pengembangan Espresi 

Ekspresi  merupakan sesuatu yang penting dalam perkemabngan dan pertumbuhan AUD. Ekspresi merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri. Melalui espresi dapat diketahui suasana hati Anak. Ekspresi juga mencerminkan kecerdasan intra dan interpersonal anak. 








  1. Kecerdasan Interpersonal

1.Pengertian Kecerdasan

Definisi kecerdasan dapat dilihat dari berbagai pendekatan, yakni pendekatan teori belajar, pendekatan teori neurobiologis,pendekatan teori psikometri, dan pendekatan teori perkembangan. Menurut pendekatan psiometris, kecerdasan dipandang sebagai sifat psikologis yang berbeda pada setiap individu. Kecerdasan dapat diperkiraan  dan diklarifikasi berdasarkan tes inteligensi. Tooh pengukuran intelegensi Alferd Binet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga kompone, yakni :

  1. Emampuan untuk mengarhkan pikiran atau tindakan.

  2. Kemampuan utuk mengubah arah piiran atau tindakan,

  3. Kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri atau autocricstim. 

Menurutnya Intelegensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingat perkembangan individu dapat di amati dan dinilai berdasaran pengamatan dan cara kemampuan anak.Edward Lee Thorndike, seorang ahli psikolog pendidikan, mengklarifiasi intelegensi kedalam tiga bentuk kemampuan, yakni :

  1. Kemampuan abstrakn yakni kemampuuan untuk “beraktivitas” dengan menggunaan gagasan dan simbol-simbol secara efetif.

  2. Kemampuan mekanik, yani kemampuan untu “berativitas” dengan  menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk kegiatan yang memerlukan aktivitas indra-gerak.

  3. Kemampuan sosial, yakni kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif.

Menurut Thorndike, ketiga kemampuan tersebut dapat saling berkorelasi, namun mungin pula tidak. Dengan demikian ada seseorang yang memiliki daya abstra bagus, tetapi lemah dalam bersosialisasi, tetapi ada pula orang yang bagus dalam melakukan abstraksi,mekanik dan sosial sekaligus.

Menurut Piaget, perkembangan ini melihat inteligensi secara kualitatif, berdasarkan aspe isi, struktur dan fungsinya. Untuk menjelaskan ketiga aspek tersebut, Piaget mengaitkan Intelegensi dengan periodesasi perembangan biologis,meliputi sesiromotorik,praoprasional,kongkret oprasional, dan abstrak oprasional. Pembagian ini dimaksudan juga sebagai periode perkembangan ognitif. Didalam perkekembangan tersebut terkandungb onsep kecerdasan anak.

  1. Macam-Macam Kecerdasan

  1. Kecerdasan Verbal Linguisti

Kecerdasan ini ditunjukan dengan Kepekaan seseorang pada bunyi,struktur,makna,fungsi kata,dan bahasa. Anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal beromunikasi lisan dan tulisan mengarang cerita, diskusi dan mengikuti suatu debat suatu masalah, belajar bahasa asing, bermain “game”bahasa, membaca dengan pemahaman tinggi, mudah mengingat ucapan orang lain, tidak mudah salah tulis atau salah eja, pandai membuat lelucon,pandai membuat puisi,tepat dalam tata bahasa,kaya kosa kata dan menulis secara jelas.

Kecerdasan linguistik anak usia dini dapat diketahui melalui egiatan:

  1. Mengobservasi kamauan dan kemampuan berbicara. Ana yang cerdas dalam verbal-linguistik banyak bicara, suka bercerita, pandai melucu dengan kata-kata. Anda dapat mengamatin bagaimana mereka berbicara,bernegosiasi,mengekspresikan perasaan melalui kata-kata, dan mempengaruhi orang lain.

  2. Mengamati kemampuan anak-anak, melucu dengan kata-kata dan menangkap kelucuan.

  3. Mengamati kegiatan dikelas dan mengamati bagaimana anak-anak bermain seperti mencoco huruf, menukarkan huruf dan kegiatan lain yang melibatan bahasa, baik lisan maupun tulis.

  4. Mengamati kesenangan mereka terhadap buku serta kemampuan merea membaca dan melikis.

  1. Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut. Termasu juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : Menghitung dan menganalisis hitungan, menemukan fungsi-fungsi dan hubungan, memperkirakan,memprediksi, memperkiraan mencari jalan keluar yang logis, menemukan adanya pola, induksi dan dedukasi, mengorganisasikan/membuat garis besar,membuat langkah-langkah bermain permainan yang perlu strategi, berfikir abstra dan menggunakan simbol abstrak, dan menggunakan alorgaritma.

Informasi mengenai kecerdasan logis matematis anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap :

  1. Kesenangan merea terhadap angka-angka, mampu membaca angka, dan berhitung. Ana yang cerdas dalam logis mattematis cepat dan efektif dalam menjumlah, mengurangi,membaca simbol angka.

  2. Kemahiran mereka berfikir dalam menggunakan logika. Anak yang cerdas logis matematis mampu memecahan masalah secara logis,cepat memahami permasalahan, mampu menelusuri sebab dan akibat suatu masalah.

  3. Kesuaan merea bertanya selalu ingin tahu

  4. Ecenderungan mereka untuk memanipulasi lingkungan dan menggunan strategi coba-ralat, serta menduga-duga dan mengujinya

  5. Kecenderungan mereka untu bermain onstruktif, bermain dengan pola-pola,permainan strategi, menimati permainan dengan komputer atau alkulator.

  6. Kecenderungan untu menyusun sesuatu  dalam kategori atau hirarki seperti urutan besar ke kecil, panjang ke pendek, dan menglarifiasi benda-benda yangb memiliki sifat sama.

Cara belajar terbai anak-anak yang cerdas logis-matematis adalah melalui angka, berfikir,bertanya,mencoba,menduga dan mengujinya.

  1. Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia visual-spesial secara akurat dan mentranspormasi persepsi awal, seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai arsitektur, bangunan,deorasi,apresiasi seni,desain atau denah.

Informasi mengenai kecerdasan visual-spasial pada ana-ana dapat diperoleh melalui observasi terhadap :

  1. Kemampuan menangkap warna serta mampu memaduan warna-warna saat mewarnai dan mendeorasi.

  2. Kesenangan merea mencoret-coret, menggambar,berkhayal, membuat desain sederhana 

  3. Kemampaun anak dalam memahami arah dan bentuk

  4. Kemampuan anak mencipta suatu bentu, seperti bentuk pesawat terbang,rumah,mobil,burung atau bentuk yang rumit.

Anak yang cerdas dalam visual-spasial terkenal reatif, memilii kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan spasial dalam benti gambar atau bentuk yang terlihat mata (Amstrong 1996). Merea memiliki kemampuan mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda.

  1. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titi nada, dan warna nada, juga kemampuan mengapresiasi bentu-bentuk espresi musikal. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal menyusun atau mengarang melodi dan lirik, bernyanyi kecil,bernyanyi dan bersiul.merea juga mudah mengenal ritme, mudah belajar dan mengingat irama dan lirik, menyuai,mendengarkan dan mengapresiasi musik,memainkan instrumen musik, mengenali bunyi insrumen, mampun membaca musi, mengetukan tangan dan kaki, serta memahami struktur musik.

Informasi mengenai kecerdasan musikal pada ana-anak dapat diperoleh melalui observasi :

  1. Kesenangan dan kemampuan merea bernyanyi dan menghafal lagu-lagu, bersiul,bersenandung,dan mengetuk-ngetuk benda untuk membuat bunyi berirama.

  2. Kepekaan dan kemampuan merea menangkap nada-nada, irama,dan kemampuan menyesuaikan suara dengan nada yang mengiringi.

  3. Kecenderungan musial saat ana berbicara dan kemerduan suara mereka pada saat menyanyi

  4. Kesenangan dan kemampuan mereka memainan alat musik

  5. Kemampuan merea mengenali berbagai jenis suara disekitarnya, mulai dari suara manusia, mesin, hewan dan suara-suara khas lainnya.

Hampir semua anak memiliki kecerdasan ini, dan cara belajar yang terbaik untu mereka adalah dengan nada,irama,dan melodi. Oleh karena itu guru perlu mempasilitasi anak agar dapat berekspresi secara musikal melalui salam berirama.

  1. Kecerdasan Kinestetis

Ecerdasan ini ditandai dengan kemapuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyuai dan efektif dalam hal mengekspresian mimi atau gay, atletik,menari dan gaya tari. Kuat dan terampil membuat gerak-geri yang anggun dan pandai menggunakan bahasa tubuh.

Informasi mengenai kecerdasan Kinesteti pada anak-anak sangat mudah diperoleh, tanda-tanda yang dimunculan dapat dilihat seperti :

  1. Frekuensi gerak anak yang tinggi serta kekuatan dan kelincahan tubuh

  2. Kemampuan koordinasi mata tangan dan mata kaki, seperti menggambar ,menulis, menendang,menangap.

  3. Emampuan,keluwesan, dan kemampuangerak lokomotor,seperti berjalan,berlari,melompat,berbaris,meloncat. Serta keterampilan nonlokomotor yang baik, seperti membungu,menjangkau, memutar tubuh,merentang,mengayun.

  4. Kemampuan mereka mengontrol dan mengatur tubuh seperti menunjuan kesadaran tubuh,kesadaran ruang, kesadaran ritmik keseimbangan ,kemampuan untuk mengambil start, dan kemampuan menghentian gerak.

Anak yang memiliki kecerdasan gera-kinestetik membutuhkan kesempatan untu bergerak, dan menguasai gerakan. Mereka perlu diberi tugas-tugas, motori halus seperti menggunting,melipat,menjahit,menempel,merajut,menyambung dan menulis, serta motorik kasar seperti berlari,melompat,berguling, meniti titian,berjalan satu aki.

Ada rangsangan stimulus terhadap rangsangan kecerdasan gerak kinestetik membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Sesuai dengan sifat anak, yakni suka bergerak, proses belajar hendalah memperhatian kecenderungan ini. Anak-anak dengan kecenderungan kecerdasan ini belajar dengan menyemtuh,memanipulasi dan bergerak. Merea memerlukan kegiatan belajar yang bersifat kinestetik dan dinamis, mereka membutuhkan akses kelapangan bermain, lapangan rintangan, kolam renang,dan ruang olahraga. Proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak dalam kontes pasif (dudu tenang dikelas) dalam waktu lama sangat menyisa mereka.

  1. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati,tempramen,motivasi dan keinginan orang lain. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidik orang lain, berkomunikasi, berinteraksi,berempati dan bersimpati, memimpin dan mengorganisasikan kelompok,berteman menyelesaikan dan menjadi meditor konflik, menghormati pendapat dan ha orang lain. Melihat sesuatu dari berbagai sudut, sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain serta handal bekerjasama dalam tujuan.

Tanda utama kecerdasan interpersonal sangat mudah di identivikasi. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal sangat menyenangkan bagi teman sebayanya. Indikator kecerdasan interpersonal dapat diketahui melalui observasi.

  1. Kepeaan anak terhadap perasaan, kebutuhan dan peristiwa yang dialami teman sebayannya. Kepekaan ini mendorong anak memberikan perhatian yang tinggi pada anak lain, senang membantu teman lain.

  2. Kemampuan anak-anak mengorganisasikan teman teman sebayanya. Kemampuan ini mendorong anak menggerakan teman-temannya untu tujuan bersama dan cenderung memimpin.

  3. Kemampuan anak memotivasi dan mendorong orang lain untuk bertindak. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka mengenali dan bertindak. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka mengenali dan bertindak membaca pikiran orang lain, dan karenannya anak dapat mengambil sikap yang tepat.

  4. Sikap yang ramah, senang menjalin kontak, menerima teman baru dan cepat bersosialisasi dilingkungan baru. Hal ini disebakan oleh dorongan anak untuk selalu bersama orang lain dan menjadi komunikasi dengan seksama.

  5. Kecenderungan anak untuk bekerjasama dengan orang lain, saling membantu,berbagi, dan mau mengalah.

  6. Kemampuan untuk menengahi konflik yang terjadi diantara teman sebayannya, menyelaraskan persaan teman-teman yang bertikai dan kemampuan memberikan usulan-usulan perdamaian..

Cara belajar terbaik bagi anak yang cerdas interpersonal adalah melalui interaksi dengan orang lain. Anak dengan ecerdasan ini aan tampak sebagai individu yang manis, baik hati dan suka perdamaian, oleh karena itu mereka disukai banyak orang. Untuk mengembangkan kecerdasan ini, pendidik perlu memberikan tugas-tugas menari yang harus diselesaikan anak  secara berpasangan dan berkelompok. Kegiatan bermain bersama dibawah pengawasan pendidik sangat perlu.

  1. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetaan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang optimal kecerdasan naturalisnya cenderung menyukai dan efektif dalam menganalisis persamaan dan perbedaan, menyukai tumbuhan dan hewan, mengklarifiasi flora dan fauna, mengoleksi flora dan fauna, menemuan pola dalam alam secara detil,  meramal cuaca,menjaga lingungan, mengenali berbagai spesies, dan memahami ketergantungan pada lingkungan.


Anak yang cenderung cerdas dalam naturalis tampak sebagai penyayang binatang dan tumbuhan, serta peka terhadap alam, kecerdasan mereka dapat di identivikasi melalui observasi terhadap :

  1. Kesenangan merea terhadap tumbuhan, bunga-bungaan dan kecenderungan untuk merawat tanaman, tampak seolah-olah berbicara dengan tumbuhan.

  2. Sikap merea yang sayang terhadap hewan piaraan (membelai,memberi makan, minum,mengkoleksi binatang atau gambar atau miniatur).

  3. Kemapuan mereka dalam mengenal dan menghafal nama/jenis binatang dan tumbuhan. Mereka hafal nama-nama ikan, nama-nama burung dan mengenali tumbuhan.

  4. Kesukaan anak melihat gambar binatang dan hewan, serta sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan tetangganya, apabila sudah dapat membaca, anak sering memilih bacaan tentang hewan atau tumbuhan untuk dibaca.

  5. Kepekaan terhadap bentuk,tekstur dan ciri lain dari unsur alam, seperti daun-daunan,bunga-bungaan,awan,batu-batuan.

  6. Kesenangan terhadap alam, menyukai kegiatan di alam terbuka, seperti pantai,tanah lapang,kebun,sungai.

Kecerdasan naturalis dapat diwujudan dalam kegiatan investigasi,eksperimen,menemukan elemen, dan memiliki peran besar dalam kehidupan. Pengetahuan anak mengenai alam, mengantaran mereka ke berbagai profesi.

  1. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal berfantasi, “bermimpi” menjelaskan tata nilai dan kepercayaan, mengontrol perasaan, mengembangkan keyakinan opini dan perasaan, mengetahui keuatan dan kelemahan diri, pandai memotivasi diri, memato tujuan diri yang realistis, dan memahami.

Anak-anak yang cerdas intrapersonal sering tampak sebagai sosok anak yang pendian dan mandiri. Kecerdasan intrapersonal anak dapat diketahui melalui observasi yang cukup cermat terhadap :

  1. Kecenderungan anak untuk diam (pendiam), tetapi mampu melaksanakan tugas dengan baik, cermat

  2. Sikap dan kemauan yang kuat, tidak mudah putus asa, kadang-kadang terlihat keras

  3. Sikap percaya diri tidak takut tantangan,tida pemalu

  4. Kecenderungan anak untuk bekerja sendiri,mandiri,senang melaksanakan kegiatan seorang diri, tidak suka diganggu.

  5. Kemampuan mengekspresikan perasaan dan keinginan diri dengan baik.

Anak-anak cerdas secara intrapersonal cenderung belajar melalui diri mereka sendiri. Mereka mencermati apa yang mereka alami dan rasakan. Awal masa anak-anak merupakan saat yang menentukan bagi perkembangan intrapersonal. Anak-anak yang memperoleh kasih sayang,pengakuan,dorongan dan tokoh panutan cenderung mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan mampu membentuk citra diri sejati (Armstrong,1993).

Kecerdasan intrapersonal dirangsang melalui tugas,kepercayaan dan pengakuan. Anak perlu diberi tugas yang harus dikerjakan sendiri, dipercaya untuk berkreasi dan mencari solusi dan di dorong untuk mandiri. Dorongan tumbughnya intrapersonal harus disertai dengan sikap positif para guru dalam menilai setiap perbedaan individu. Pujian yang tulus, sikap tidak mencela,dukungan yang positif,menghargai pilihan anak,serta kemauan mendengarkan cerita dan ide-ide anak merupakan stimulasi yang sesuai untuk kecerdasan intrapersonal ini.

  1. Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan Esistensial ditandai dengan emampuan berfikir sesuatuyang haiki, menyangkut esistensi berbagai hal, termasuk kehidupan-kematian, kebaikan-kejahatan. Esistensial muncul dalam bentu pemikiran dan perenungan. Seseorang yang cerdas secara esistensial cenderung mempertanyaan hakikat kehidupan, mencari inti dari setiap permasalahan, merenungan berbagai hal atau peristiwa yang dialami, memikirkan hikmah atau makna dan peristiwa dibalik masalah, dan mengkaji ulang setiap pendapat dan pemikiran. 

Orang yang cerdas secara eksistensial cenderung berani menyatakan keyakinan dan memperjuangan kebenaran, mampu menempatkan eberadaan sesuatu dalam bingkai yang lebih luas, selalu mempertanyakan kebenaran suatu pernyataan/kejadian, memiliki pengalaman yang mendalam tentang cinta pada sesama dan seni, mampu menempatkan diri dalam kosmis yang luas., serta memiliki kemampuan merasakan., memimpian dan merencanakan hal-hal yang besar.

Kecerdasan eksistensial memiliki indikator yang sangat sulit di pastikan eberadaannya. Bagaimana mengamati kegiatan berfikir, merasa, merenung, merefleksi diri, atau mimpi-mimpi seseorang. Indikator hanya dapat diperoleh melalui pengamatan yang benar-benar cermat terhadap :

  1. Kecenderungan anak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang haikat sesuatu, tujuan sesuatu, dan manfaat sesuatu.

  2. Kepekaan anak untu merasakan keberadaan diri dan sesuatu sebagai bagian dari komposisi yang lebih besar.

  3. Kemampuan anak untuk menjabarkan penilaian dan reaksi tentang sesuatu. Anak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pendidik tentang berbagai hal yang dirasaan, diimpikan dan difikirkan.

  4. Reaksi anak yang relatif terkendali terhadap peristiwa yang dialaminya, belajar mengambil hikmah dari suatu peristiwa

  5. Keberanian anak untuk menerima sesuatu yang dirasakannya benar, memperjuangan keyakinan dan rasa keadilan, seperti “kalau aku tak boleh, bohong” Bu guru juga ta boleh bohong, dong!

Anak yang cerdas secara eksistensial belajar dari pemikiran mendasar, oleh karena itu,ada dua hal mendasar yang wajib dilakukan pendidik yaitu:

  1. Menanggapi setiap pernyataan-pernyataan dan kritik anak prihal hakikat dan makna kegiatan,situasi,peristiwa,impian, perilaku yang teramati/terasakan oleh anak dengan jawaban yang baik dan jelas sesuai kapasitas  anak.

  2. Merangsang kemampuan anak untu belajar menangkap makna berbagai hal yang dilihat,dialami dan dirasakan.

Kecerdasan eksistensial mulai muncul pada awal masa kanak-kanak. Oleh karena anak-anak belum mempunyai penyaring kebudayaan seperti orang dewasa, mereka selalu dapat menerima rahasia kehidupan dan secara terus menerus mengajukan pertanyaan besar yang sulit dijawab oleh orang dewasa disekitarnya (Amstrong 2002).

Indikator kecerdasan eksitensial dapat diibaratkan sebagai pedang permata dua. Frekuensi seseorang dalam memikirkan kematian, misalnya mungkin dapat digunakan untuk menguji kesadaran eksistensialnya. Meskipun demikian, tidak salah jika hal itu mengindiasikan keputusan seseorang itu mengenai kehidupan. Seperti juga anak kecil yang bertanya kepada gurunya, “Mengapa kita harus upacara? Pakai hormat-hormat segala? Fenomena tersebut dapat dipandang sebagai munculnya kesadaran eksistensial dan dapat juga merupakan refleksi dari keengganan anak untu melaksanakan kegiatan rutin sekolah.


B.Kecerdasan Interpersonal

1.Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan sudah dimiliki sejak dimiliki sejak lahir dan terus menerus dapat dikembangkan hingga dewasa. Pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin sejak anak lahir dan terus menerus dapat dikembangkan hingga dewasa. Pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin sejak anak lahir melalui pemberian stimulus yang tepat. Melalui kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, seseorang akan mampu menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupannya.

Manusia terlahir sebagai mahluk social, artinya dalam kehidupan sehari-hari  selalu melakukan interaksi antar sesamanya, dalam hal kecerdasan interpersonal sangatlah dibutuhkan.

Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemapuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang  lain, dengan membedakan dan menanggapi suasana hati. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan tempramen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya kemudian memberikan respon yang layak orang dengan kecerdasan interpersonal sangatlah dibutuhkan.

Orang yang mempunyai kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara,sosok postur, dan kemampuan untuk membedakan berbagai tanda interpersonal lainnya. Orang yang meliliki kecerdasan social cenderung dapat menjalin persahabatan yang akrab bersama teman, mampu menjadi pemimpin mengorganisir, menangani perselisihan tema. 

Kecerdasan interpersonal adalah  kemampuan memahami pikiran, sikap dan prilaku orang lain, kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang memiliki indicator-indikator yang menyenangkan bagi orang lain, diantaranya adalah mampu saling menghargai, saling menerima, saling memahami,. Kecerdasan interpersonal adalah berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain, hal ini mengacu pada pemikiran manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. 

Kecerdasan interpersonal adalah kepekaan modern yang merespon secara tepat suasana hati, tempramen, motivasi dan keinginan orang lain, kecerdasan ini ditunjukan melalui kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin kepekaan social, bekerja sama dan punya empati yang tinggi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seorang anak untuk berhubungan dengan anak yang lain baik dalam berkomunikasi, saling menghargai, saling menerima, saling memahami, berjiwa kepemimpinan, mampu merasakan perasaan serta mampu bekerja sama dengan anak yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari anak banyak melakukan interaksi baik dengan orang tua maupun dengan teman sebayanya. Melalui interaksi anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang bergaul ditengah-tengan masyarakat. Dengan memiliki kecerdasan interpersonal yang baik anak lebih mudah bersosial di masyarakat.

Hal ini sesuai dengan standar kopetensi dasar anak usia 4-6tahun tentang perkembangan social emosional dan kemandirian dalam kurikulim 2013 yaitu : memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mampu menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara), memiliki perilaku yang memiliki sikap peduli dan mau membantu jika dipinta bantuannya, mencerminkan sikap menghargai dan toleran kepada orang lain dan dapat menyesuaikan diri.

Begitu pula dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (pemendikbud) No 58 tahun 2009 ditegaskan bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak usia 506 tahun dalam hal social emosional yaitu bersikaf koperaatif dengan teman, menunjukan sikap toleran, dan menunjukan rasa empati.

2. Ciri-ciri Kecerdasan Interpersonal

Kamampuan mempersiapkan dan membedakan dalam modus, maksud tertentu, motivasi dan perasaan dari orang lain, yang menghasilkan pengetahuan melalui komunikasi dengan orang lain seperti bekerjasama dalam tim. Kecerdasan interpersonal memiliki ciri-ciri :

  1. Punya banyak teman

  2. Banyak bersosialisasi disekolah dan lingkungannya

  3. Tampak sangat mengenali lingkungan

  4. Terlibat dalam kegiatan kelompok diluar sekolah

  5. Berperan sebagai penengah pada teman-teman atau keluarga jika ada konflik

  6. Menikmati permainan kelompok

  7. Bersimpati besar terhadap perasaan orang lain

  8. Menjadi sebagai penasehat atau pemecah masalah diantara teman-temannya

  9. Menikmati mengajar orang lain

  10. Berbakat untuk menjadi pemimpin 

3. Komponen Kecerdasan Interpersonal

Komponen inti dari Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan mencerna dan menanggapi dengan tepat berbagai suasana hati, maksud,motivasi, perasaan, dan keinginan orang lain. Komponen inyi yang lain adalah kemampuan bekerja sama. Sedangkan komponen lainnya adalah kepekaan dan kemampuan menangkap perbedaan yang sangat halus terhadap maksud, motivasi, suasana hati, perasaan dan gagasan orang lain. Mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal sangat memperhatikan orang lain memiliki kepekaan yang tinggi terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerak isyarat.

4. Indikator Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini

Anak-anak yang berkembang dalam kecerdasan Interpersonal sangat membutuhkan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya pada teman lain. Mereka membicarakan masalah kepada orang lain dan masalah orang lain dan mudah memahami orang. Oleh karena itu anak-anak dengan kecerdasan interpersonal memiliki banyak teman.

Anak-anak yang berkembang dalam kecerdasan interpersonal  peka terhadap kebutuhan orang lain. Apa yang dimaksud, dirasakan, direncanakan, dan di impikan orang lain.  Dapat diungkap melalui pengamatanyya terhadap kata-kata, gerak-gerak, gaya bicara dan sikap orang lain. Mereka akan bertanya, memberi perhatian, atau memberikan bantuan yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Schmdt bahwa anak-anak yang cerdas secara Interpersonal merupakan individu yang cinta damai. Mereka adalah pengamat dan motivator yang baik.

Kemampuan merasakan perasaan orang lain, mengakibatkan anak yang berkembang dalam kecerdasan Interpersonal mudah mendamaikan konflik. Kepakaan ini juga menghantarkan mereka menjadi pemimpin di antara sebayanya, mereka relative mampu menempatkan teman-temannya pada tempat yang sesuai. Hal ini mendorong mereka mengorganisasikan, memimpin (dan yang terburuk memipulasi). 

Pada anak-anak 2-3 tahun,  KB , TK , kecerdasan Interpersonal terdeteksi melalui indicator berikut.

  1. Anak terlihat paling popular, paling sering diajak berkomunikasi oleh teman sebayanya, dan memiliki lebih banyak teman daripada anak yang lain (2-3 tahun, KB, TK)

  2. Anak terlihat mudah bersosialisasi di lembaga (TPA, KB, dan TK)

  3. Anak dapat menjawab dengan lebih terperinci dan tepat mengenai hal-hal yang menimpa teman sebayanya.

  4. Anak terlibat kegiatan bersama /berkelompok, bermain di halaman dengan peran-peran tertentu.

  5. Anak lebih didengar oleh teman-temannya dan secara alami mengambil peran yang cukup diperhitungkan

  6. Anak memiliki perhatian besar kepada teman sebayanya , mendekati teman yang mendapat kasus


Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa anak-anak usia 2-3 tahun belum banyak menunjukan perkembangan yang baik dalam kecerdasan Interpersonal. Walapun terlihat lincah dan dapat menjalin hubungan dengan sebaya, anak usia 2-3 tahun masih pada tahap memberi perhatian, bermain bersama, dan berbicara dengan sebaya. 


Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Previous Post Next Post