KONSERVATISME
PENDIDIKAN

Konservatisme
adalah sebuah paham atau tindakan, usaha, dan sikap yang cenderung menentang
perubahan dan mempertahankan keadaan, tradisi lama, kebiasaan yang sudah ada
pada zaman dulu.
Konservatisme
Politik
Filosofi
politik dari konservatisme pada intinya adalah posisi yang mengembangkan
ketaatan terhadap lembaga-lembaga serta proses-proses budaya yang telah teruji
oleh waktu, diiringi dengan sebentuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum
dan tatanan, sebagai landasan setiap jenis perubahan sosial yang konstruktif.
Macam-macam
Konservatisme
empat pendekatan mendasar terhadap konservatisme sosial yaitu:
-
Konservatisme
kemapanan (the Tories)
-
Konservatisme
pasar bebas (the free Marketeers/Laissez Faire)
-
Darwinis
Sosial (Konservatif Spencerian)
-
Nasionalis
Teleologis (Konservatif Helegian).
Konservatisme,
sebagai sebuah filosofi menyeluruh, sulit diterjemahkan ke dalam sebentuk teori
politik ataupun teori pendidikan tertentu, hal itu tak bisa dilakukan dalam
arti kategoris karena:
1. Konservatisme dalam kenyataannya
mewakili kumpulan dari beragam sudut pandang yang cenderung mencakup pendirian
politis dan pandangan yang serupa mengenai pendidikan, namun kerapkali
alasan-alasan untuk mengambil posisi yang serupa itu berlain-lainan.
2. Isi khas tiap filosofi politik
konservatisme tergantung pada sifat-sifat hakiki budaya (atau cabang budaya)
tertentu yang dibicarakan pada suatu saat, juga tergantung kepada tahap
tertentu dalam perkembangan kesejarahan.
Konservatisme
sebagian besar bersandar kepada sejenis intuisisme tak terucapkan yang dilandasi disiplin intelektual dan
bahkan tidak pula didasari tatacara-tatacara penyelesaian masalah yang efektif
oleh individu maupun kelompok (seperti dalam ideologi-ideologi Liberal);
melainkan dilandasi oleh kemapanan tolok ukur keyakinan dan perilaku
(konvensional).
KONSERVATISME
DALAM PENDIDIKAN SEBUAH RANGKUMAN
Bagi kaum konservatif, tujuan atau
sasaran pendidikan adalah sebagai pelestarian dan penerusan pola-pola kemapanan
sosial serta tradisi-tradisi. Berciri ‘orientasi ke masa kini’, para pendidik
konservatif sangat menghormati masa silam, namun ia terutama memusatkan
perhatiannya pada kegunaan dan penerapan pola belajar-mengajar di dalam konteks
sosial yang ada sekarang. Ia ingin mempromosikan perkembangan masyarakat
kontemporer yang seutuhnya dengan cara memastikan terjadinya perubahan yang
perlahan-lahan dan bersifat organis yang sesuai dengan keperluan-keperluan
legal serta kelembagaan yang sudah mapan.
1. Tujuan pendidikan secara menyeluruh
-
Tujuan
utama pendidikan adalah untuk melestarikan dan menyalurkan pola-pola perilaku
sosial yang mapan.
2. Tujuan sekolah
-
Mendorong
pemahaman terhadap lembaga-lembaga dan tradisi dan proses budaya yang sudah
teruji oleh waktu termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum dan
tatanan.
-
Meneruskan
informasi dan keterampilan yang perlu supaya berhasil dalam tatanan sosial yang
ada sekarang.
3. Ciri-ciri umum
-
Pengetahuan
adalah manfaat sosial bagi manfaat sosialnya; pengetahuan sebagai cara mewujudkan nilai-nilai sosial yang ada.
-
Manusia
sebagai warganegara, yang mencapai keutuhan diri dalam statusnya sebagai
anggota tatanan sosial yang mapan.
-
Penyesuaian
secara nalar; bersandar pada jawaban-jawaban terbaik dari masa silam sebagai
tuntunan yang paling bisa dipercaya bagi tindakan di masa kini.
-
Pendidikan
sebagai pembelajaran individu terhadap sistem kemapanan.
-
Berpusat
pada tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga sosial yang ada;
-
Kemantapan/stabilitas
budaya melampaui kebutuhan akan perubahan; hanya menerima perubahan-perubahan
yang pada dasarnya selaras dengan tatanan sosial yang sudah mapan.
-
Berdasarkan
sebuah sistem budaya tertutup; menekankan tradisi-tradisi sosial dominan;
menerima perubahan secara bertahap di dalam situasi sosial yang secara umum
stabil.
-
Beranggapan
bahwa kewenangan intelektual tertinggi adalah budaya dominan beserta sistem
keyakinan dan perilakunya yan mapan.
4. Anak-anak sebagai pelajar
-
Anak
memerlukan tuntunan yang tegas dan pelajaran yang baik sebelum ia bisa menjadi
seorang warganegara yang bertanggung jawab.
-
Kesamaan
individual lebih penting daripada perbedaannya dan ini menentukan
program-program pendidikan yang akan ditetapkan.
-
Individu
adalah fungsi bagian dari sistem sosial dominan;
-
Ketidaksetaraan
alamiah antar perorangan tercermin dalam pembagian barang dan kekuasaan dalam
masyarakat yang tidak setara;
5. Administrasi dan kontrol
-
Kewenangan
pendidikan ditanamkan pada para pendidik professional yang matang dan
bertanggung jawab.
-
Kewenangan
guru berdasar pada peran dan status sosialnya yang merupakan prestasinya
sendiri.
-
Hak-hak
guru dibawahkan dan ditentukan oleh tolok ukur keyakinan dan perilaku sosial
yang dominan.
6. Hakikat kurikulum
-
Menekankan
pembelajaran politik.
-
Berpusat
pada pengkondisian sosial atau nilai-nilai budaya.
-
Menekankan
keterampilan dasar dan latihan watak.
-
Mata
pelajaran ditentukan lebih dulu.
-
Menekankan
yang akademik melebihi yang praktis dan intelektual.
7. Pelajaran
-
Menekankan
pelatihan dasar dalam keterampilan pokok, ikhtisar ilmu-ilmu dasar, pendidikan
fisik dan kesehatan, serta pendekatan yang relatif bersifat akademik terhadap
ilmu-ilmu pengetahuan sosial yang lebih tradisional.
8. Metode pengajaran dan penilaian hasil
belajar
-
Condong
ke arah kompromi praktis antara tatacara di ruang kelas yang tradisional dengan
progresif;
-
Cenderung
menyukai disiplin belajar dan hapalan sebagai cara pembentukan kebiasaan yang
baik di kelas-kelas dasar, dan mengembangkannya ke arah pendekatan yang lebih
intelektual sifatnya dikelas yang lebih tinggi.
-
Yang
terbaik adalah belajar dengan ditentukan dan diarahkan oleh guru tapi para
siswa musti diijinkan berperan serta dalam aspek-aspek yang kurang penting.
-
Menganggap
guru sebagai pakar pembagi pengetahuan dan keterampilan tertentu.
-
Cenderung
menyukai tes-tes/ujian untuk mengukur keterampilan serta informasi yang
dikuasai siswa lebih baik ketimbang tes/ujian yang diberikan untuk menguji
kemampuan analitis atau spekulasi abstrak.
-
Menekankan
yang kognitif tapi juga menekankan kedua pada yang efektif dan antarpribadi.
Menekankan identifikasi dan imitasi/peniruan.
-
Menekankan
pelestarian prinsip-prinsip dan praktik-praktik pendidikan konvensional.
-
Cenderung
memilih pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan serta terapi kejiwaan personal
secara terbatas.
9. Pengendalian ruang kelas
-
Mengharapkan
agar siswa menjadi warganegara yang baik dalam ranah sudut pandang budaya
dominan mengenai warganegara yang baik dan perilaku yang layak.
-
Umumnya
bersikap ‘non permisif’ dalam tatacara pengendalian ketertiban dir ruang kelas
-
Menganggap
bahwa pendidikan moral sebagai salah satu aspek persekolahan yang penting
artinya.
Daftar
pustaka:
Fakih,
Mansuri. Ideologi-ideologi Pendidikan.
Pustaka Pelajar. 2001