BIOGRAFI SINGKAT HARUN NASUTION







Biografi
Singkat Harun Nasution








Harun Nasution dilahirkan di Pematangsiantar, daerah
Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, pada hari selasa, 25 September1919. Ia adalah
putra dari lima
bersaudara. Ayahnya bernama Abdul Jabbar Ahmad, seorang ulama kelahiran
Mandailing yang berkecukupan serta pernah menduduki jabatan sebagai Qadi,
penghulu, Kepala Agama, Hakim Agama dan Imam Masjid di Kabupaten Simalungun. Sedangkan
ibunya yang berasal dari Tanah Bato adalah seorang putrid ulama asal mandaling
dan masa gadisnya pernah bermukim di Makkah dan pandai bahasa Arab. Kedua orang
tua Harun Nasution yang berpendidikan agama yang demikian itu telah memberikan
sumbangan dan peran yang amat besar dalam menanamkan pendidikan agamanya.


Pendidikan sebagai hal yang penting bagi kehidupan yang
ditempuh oleh Harun Nasution dengan memulai pada Sekolah Dasar milik Belanda,
Hollands Inlandsch School (HIS) selama 7 tahun. Setelah itu ia meneruskan
studinya ke Moderne Islamietische Kweekschool (MIK). Disinilah pertama kali
Harun Nasution berhubungan dengan pemikiran modern Islam, seperti Hamka, Zainal
Abidin dan Jamil Jambek. Kemudian Harun pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah
haji dan mendalami agama Islam di Mesir. Di Mesir ia kuliah di Fakultas
Ushuluddin pada Universitas Al-Azhar. Setelah meraih gelar Doktor, Harun
Nasution kembali ke tanah iar dan mencurahkan perhatiannya pada pengembangan
pemikiran Islam di Indonesia melalui Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.


            Harun Nasution tahu
apa yang akan ia lakukan pada masyarakat Muslim Indonesia. Ia berpendapat bahwa
masyarakat muslim kurang maju dalam bidang ekonomi dan kebudayaan karena kaum
muslimin berpandangan sempit dan tidak terbuka terhadap reformasi dan
modernisasi sebagai prasyarat pembangunan umat. Inilah alas an mengapa ia ingin
mengubah pandangan tradisional dengan pandangan yang lebih dinamis, rasional
dan modern. Untuk mengimplementasikan tujuannya ini, Harun Nasution memilih
pendidikan, terutama pendidikan tinggi.


            Tak lama kemudian
ia diangkat menjadi rektor dan ia di ercaya juga sebagai Direktur Pascasarjana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir hayatnya.. Harun Nasution juga
tercatat sebagai ilmuwan yang produktif dalam bidang karya ilmiah. Diantaranya:
Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Pembaruan dalam Islam: Sejarah
Pemikiran dan Gerakan,Buku Filsafat Agama, Buku Teologi Islam: Aliran-aliran,
Sejarah, Analisa dan Perbandingan, Buku Muhammad A


bduh dan Teologi Rasional,
Akal dan Wahyu, dan Islam Rasional.


           


B. Gagasan Dan Pemikiran Pendidikan


            Harun nasution,
selama kepemimpinannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini telah banyak
gagasan pembaruan yang dipraktikkannya. Gagasan tersebut antara lain:


Pertama, menumbuhkan tradisi ilmiah. Upaya ini antara lain dilakukan dengan
cara mengubah sistem perkuliahan yang semula bercorak hafalan dan cenderung
menganut mazhab tertentu, menjadi  sistem
perkuliahan yang mengajak mahasiswa berfikir rasional, kritis, inovatif,
objektif dan menghargai perbedaan pendapat.. dengan cara ini, wawasan berpikir
mahasiswa menjadi luas serta berani mengemukakan pendapat yang berbeda .
tradisi ilmiah dilakukan dengan cara mengajak mahasiswa membaca berbagai
literature baik dari Barat maupun Timur, mengkritisnya dan menuangkannya dalam
makalah serta mempertanggungjawabkannya di dalam forum ilmiah.


Kedua, memperbarui kurikulum. JIKA KURIKULUM iain Syarif Hidayatullah
Jakarta hanya memuat bidang kajian agama dari aliran mazhab tertentu saja, maka
di zaman Harun Nasution kurikulum di tambah dengan kajian ilmu kalam dengan
berbagai aliran, filsafat dengan berbagai aliran, tasauf serta ilmu-ilmu umum
dasar seperti sosiologi, filsafat umum, pernadingan agama bahkan ilmu-ilmu
alam.


Ketiga, pembinaan tenaga dosen. Upaya ini dilakukan dengan cara
membentuk Forem Pengkajian Islam (FPI), diskusi dan seminar-seminar. Pada
setiap diskusi tersebut para dosen diwajibkan membuat makalah ilmiah dengan
standard yang ditentukan. Dengan cara demikian, para dosen ditantang untuk mau
membaca dan mendalami bidang keahliannya.


  Menerbitkan Jurnal Ilmiah. Melalui jurnal ini berbagai makalah yang
disusun para dosen dan disajikan dalamforum kajian tersebut diatas, dilanjutkan
dengan diterbitkannya pada Jurnal Ilmiah.


5.       
Pengembangan perpustakaan. Upaya ini dilakukan antara
lain dengan membangun gedung perpuatakaan yang memadai, jumlah buku yang
memadai, serta sistem pelayanan yang lebih baik.


6.       
Pengembangan organisasi.


7.       
Pembukaan Program Pascasarjana. Seiring dengan upaya
meningkatkan mutu tenaga pengajar, maka pada tahun 1982 telah dibuka program
pascasarjana untuk starata 2 (S2) dan Starata 3 (S3) yang langsung beliau
pimpin.


8.       
Menjadikan IAIN sebagai Pusat Pembaruan Pemikiran dalam
Islam.




Keempat, pengembangan perpustakaansejalan dengan upaya 


Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Previous Post Next Post