TURUN MENYUSURI TERJALNYA PUNCAK SEMERU

TREKKING 26 JAM NONSTOP (Bagian 4)

Asyiknya Turun
Menuruni  jalur pendakian Gunung Semeru memiliki keasyikan tersendiri, trek berpasir dengan kemiringan yang terjal mendorong kita untuk segera meluncur kebawah. Tinggal menyusuri jalur dengan menapakkan kaki, tidak terasa puncak dengan cepat sudah jauh dibelakang, berbanding terbalik ketika naik, untuk turun tidak membutuhkan waktu yang lama.


Meskipun untuk turun lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama, kita harus tetap waspada dan hati-hati. Kelalaian bisa berakibat fatal, belajar dari pengalaman, korban-korban yang meninggal dalam pendakian gunung semeru, justru banyak terjadi disaat turun. Kondisi badan yang lelah, euforia telah mencapai puncak, serta kondisi alam yang kurang bersahabat seperti badai, bisa menyebabkan hilangnya konsentrasi dan disorientasi arah.

Jurang Blank 75 (Death Zone)
Seperti sudah menjadi momok bagi pendaki Gunung Semeru, jurang blank 75 atau dikenal juga dengan death zone, adalah kawasan paling dihindari. Blank 75 adalah cerukan atau jurang dengan kedalaman sekitar 75 meter lebih dan merupakan jalur aliran lahar yang berbahaya, terletak antara batas vegetasi cemoro tunggal, arcopodo hingga kalimati. Lokasinya ada disebelah kanan pendakaian (saat turun). Berapa pendaki yang menjadi korban, perlahan  mengikuti jalur yang salah dan akhirnya masuk area blank 75, jika sudah berada disini akan sangat sulit untuk kembali kejalur yang benar.

Kemungkinan tidak selamat sangat besar, seperti yang terjadi pada Andika Listyono Putra, 20 tahun, mahasiswa Fisipol UGM yang hilang di Gunung Semeru saat turun pada 28 Juli 2009 dan baru ditemukan tim SAR dalam keadaan meninggal pada 2 Agustus 2009 di Jurang Blank 75. Bahkan yang mengejutkan, menurut informasi, dilokasi tersebut juga ditemukan dua kerangka mayat yang bukan target pencarian, artinya korban yang masuk jurang blank 75 juga sudah ada sebelumnya.

Untuk menghindari hal diatas, maka wajib hukumnya bagi setiap pendaki untuk selalu waspada dan konsentrasi, ikuti jalur yang sudah ditentukan, serta menjaga sikap selalu menghormati alam. Alangkah baiknya jangan takabur dan selalu berdoa supaya diberikan keselamatan, aamiin.

Prasasti Kematian
Sebagai pengingat, sepanjang jalur dapat kita jumpai beberapa prasasti sebagi penanda korban-korban meninggal dijalur pendakian Gunung Semeru. Semoga tidak ada lagi korban yang menyusul.

Akhirnya Sampai di Kalimati
Kami turun dari puncak Semeru pukul 09.00 wib dan Alhamdulillah selama perjalan turun cukup lancar, meskipun tertatih karena lelah dan lutut yang serasa mau copot. Maklum dengkul tua dan kurang pelumas hehhh.
Tanggal 16 Agustus 2013, pukul 12.00 wib saya sampai di Kalimati, sedang dua rekan saya 1 jam lebih awal sampai. Di Kalimati kami istirahat semalam dan untuk selanjutnya besok 17 Agustus 2013 mengikuti upacara bendera Merah Putih memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke 68 tahun.

Inilah rangkain pendakian kami di gunung Semeru selama 26 jam nonstop, dari Ranu Pani tanggal 15 Agustus 2013 pukul 10.00 wib hingga Kalimati tanggal 16 Agustus 2013 pukul 12.00 wib. Alhamdulillah.

Sumber:
-Lokasi
-http://archive.kaskus.co.id/thread/9897907/140

TREKKING 26 JAM NONSTOP:

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Previous Post Next Post